Muslimahdaily - Setelah melewati banyak kesulitan selama 50 tahun, masjid pertama di Slovenia akhirnya resmi dibuka. Kesulitan tersebut berupa masalah dana hingga kritik yang datang dari oposisi sayap kanan.
Ketua Komunitas Muslim, Mufti Nedzad Grabus, mengatakan proses pembukaan masjid ini adalah titik balik dalam kehidupan mereka.
“Slovenia merupakan bekas negara Yugoslav terkahir yang memimiliki masjid, menjadikan Ljubljana sebagai ibu kota daripada kota provinsi di ujung dunia,” katanya pada pers seperti dilansir dari Arab News, Senin (3/2) lalu.
Komunitas Muslim di negara yang mayoritas Katolik tersebut sudah mengajukan pembangunan masjid pada tahun 1960-an. Dahulu mereka masih menjadi bagian dari negara Komunis Yugoslavia.
Komunitas Muslim di sana sebenarnya sudah mendapat izin sejak 15 tahun lalu. Namun, adanya kritik dari oposisi sayap kanan seputar keuangan membuat pembangun masjid ini jadi terhambat.
Konstruksi yang dimulai sejak tahun 2013 ini menghabiskan dana sekitar 34 juta Euro atau sekitar 515 juta Rupiah, yang mana 28 jutanya didapat dari sumbangan Qatar.
Bertempat di lokasi semi-industri di Ljubljana, masjid ini dapat menampung hingga 1.400 jamaah terdiri dari 6 gedung Pusat Kebudayaan Islam. Gedung ini juga mencangkup kantor komunitas, pusat pendidikan, perpustakaan, restoran, lapangan bola basket, perumahan bagiulama muslim, dan Menara setinggi 40 meter.
Semua bangunan terdiri dari beton putih yang dipadukan baja, kaca, dan kayu. Terdapat kubah besar berwarna biru yang diinspirasi dari Masjid Biru, Masjid Sultan Ahmed, di Istanbul
Sebelumnya, muslim di Slovenia shalat dan melakukan kegiatan agama di hall atau Gedung yang sengaja disewa.