Muslimahdaily - Aksi penembakan yang terjadi di Kota Hanau membuat komunitas minoritas di Jerman resah. Mereka semakin khawatir akan adanya kekerasan fasis dan islamophobia terhadap mereka. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan, bagaimana respon negara terhadap ancaman tersebut.
9 orang yang tewas akibat aksi penembakan sebagian besar berlatar belakang imigran. Mereka juga memicu reaksi terhadap partai sayap kanan Jerman.
Pada shalat Jumat (21/2) lalu, para jamaah turut serta dalam memberikan penghormatan kepada pada korban. Beberapa yang datang merupakan naggota komunitas orang Kurdi.
“Kami tidak percaya pandangan ini telah meyebar di mana-mana. Kami tahu masih ada masyarkat yang menyukai keberagaman,” kata Mohamed Erkelen, tak lama setelah memimpin doa untuk korban.
“Pandangan fasis dan organisasinya tidak memiliki tempat dalam masyarakat ini,” katanya lagi kepada Al Jazeera.
Menurutnya, tokoh-tokoh politik perlu mengambil tindakan yang lebih tegas untuk meredakan kekhawatiran di kalangan minoritas.
Sementara itu, Tobias Rethjen (43), pelaku penembakan di Hanau mengunggah sejumlah video konsporasi sayap kanan di Youtube. Ia juga diketahui menerbitkan pernyataan terbuka di media sosial yang berisi dukungan terhadap pandangan rasis.
Pada Rabu malam, Rathgen melakukan aksi penembakan di dua bar shisha. Setidaknya3 orang tewas pada aksi pertama, dan 5 orang lain di baru kedua. Ia kemudian kembali ke rumahnya dan menembak mati sang ibu yang berusia 72 tahun sebelum menembak diri nya sendiri.