Muslimahdaily - Belakangan ini media sosial tengah diramaikan dengan pemberitaan mengenai Iwan seorang pria keturunan Indonesia yang terpisah dari ibunya selama 15 tahun. Iwan dan ibunya dipertemukan oleh tim BBC News Indonesia pada Rabu, (12/2).

Iwan adalah seorang pemuda keturunan Indonesia yang hidup di Malaysia tanpa memiliki identitas kewarganegaraan. Sejak usia 6 tahun ia terpisah dengan ibu kandungnya.

Sang ibu, Hana Beddong, yang berprofesi sebagai pekerja perkebunan kelapa sawit di Lahad Datu, Sabah, Malaysia, mengantarkan Iwan yang masih berusia enam tahun ke Bulu Kamba, Sulawesi untuk bersekolah. Ia diasuh oleh ayahnya yang pada saat itu sudah bercerai dengan ibunya.

Ketika berusia 12 tahun Iwan dan ayahnya dibawa oleh seorang calo TKI ke suatu daerah di Sabah untuk bekerja. Selama tinggal bersama ayahnya itu Iwan kerap mendapatkan perlakuan buruk. Ia sering dipukul oleh ayah kandungnya sendiri.

“Saya selalu kena bully, jadi saya lari lah, saya nggak tahan kena bully terus dipukul. Jadi terpaksa saya lari sejauh-jauhnya,” ungkap Iwan.

Tak tahan dengan sikap sang ayah, Iwan akhirnya memutuskan untuk kabur dari tempat tinggalnya. Ia pergi jauh ke suatu daerah di Sabah. Keluarga besarnya berusaha untuk mencari Iwan diberbagai media sosial, namun hasilnya nihil. Hingga keluarga mengira bahwa Iwan telah meninggal dunia.

Padahal, Iwan yang terpisah 600 km dari keluarganya itu ingin sekali bertemu dengan sang ibu, ia sangat merindukan sosok perempuan yang telah melahirkannya.

“Sangat-sangat rindu, ingin sekali dimanjain sama ibu,” tuturnya.

Iwan dipertemukan dengan orangtuanya

Kisah Iwan yang hidup tanpa kewarganegaraan diangkat oleh BBC News Indonesia. Ternyata salah seorang keluarga Iwan menyaksikan berita tersebut dan segera menghubungi tim redaksi BBC. Setelah dilakukan pemeriksaan, tim redaksi BBC Indonesia yakin bahwa orang yang mengontak mereka benar-benar keluarga Iwan yang telah belasan tahun terpisah. Mereka akhirnya merencanakan pertemuan dengan Iwan.

Tangis Hana Beddong pecah saat ia dipertemukan dengan anak kandungannya yang telah berpisah selama 15 tahun. Jalanan penuh batu dan berkelok menjadi saksi perjuangan seorang ibu untuk dapat bertemu buah hatinya.

Sambil menangis histeris Hana memeluk Iwan yang masih sangat syok dengan kehadirannya. Awal mulanya Iwan sempat ragu. Ia masih tak percaya bahwa sosok yang memeluknya sambil berlinang air mata itu adalah perempuan yang melahirkannya 22 tahun silam.

Iwan baru benar-benar yakin bahwa perempuan yang berada dihadapannya adalah ibunya setelah dikatakan bahwa Hana mengikuti pemberitaan di BBC News Indonesia tentang Iwan yang mencari keluarga pada awal Februari.

Setelah diberi penjelasan barulah Iwan benar-benar percaya dan merasakan arti pelukan ibu yang telah dinantikannya selama 15 tahun.

“Betulkah orangtua saya? Tiba-tiba datang begini. Tapi lama-lama memeluk, perasaan itu terus tersentuh. Seperti orang tua saya sudah (terasa) dekat dengan saya. Itulah kenapa saya menangis lalu memeluk,” jelas Iwan sambil tersenyum.

Setelah pertemuan penuh haru dan kebahagiaan itu, Hana bersama seorang pendamping, mengantarkan putranya ke KJRI Kota Kinabalu untuk membuat surat Bukti Pencatatan Kelahiran. Surat tersebut langsung diterbitkan pada hari yang sama. Surat keterangan itu akan diajukan untuk Iwan membuat paspor agar bisa segera berkumpul dengan keluarga di Indonesia.