Muslimahdaily - Sehubungan dengan kurangnya jumlah Masjid di Italia, banyak umat Muslim yang melaksanakan ibadah shalat di gudang-gudang, garasi, lapangan parkir, dan bahkan ada yang shalat di sebuah bekas toko dulunya menjual peralatan alat bantu seks. Sungguh kondisi ini tidak menggembirakan bagi umat muslim di sana.
Ada sekitar 1,5 juta Muslim di Italia tapi hanya ada dua Masjid resmi yang berada di Roma dan Milan, ditambah 5 lagi gedung yang difungsikan menjadi masjid yang sebenarnya merupakan gedung asosiasi kebudayaan, menurut Nicolo Degiorgis, seorang fotografer yang menghabiskan waktu betahun-tahun mengamati umat Muslim beribadah di Italia bagian timur laut seperti yang dikatakan dalam buku kumpulan fotonya yang meraih penghargaan, Hidden Islam.
Ini sangat kontras sekali dengan negara Eropa lain: Jerman punya 140 masjid berkubah dan dilengkapi menara; Inggris sekitar 200 gedung yang difungsikan menjadi masjid. Sementara Katolik, Buddha, Yahudi, dan Marmon adalah agama yang dikenal resmi di Italia, tapi Islam agama kedua terbesar di negara itu, bukan agama resmi. Ini menjelaskan sebagian, kehebohan sebuah seni instalsi di Venice Biennale yang memamerkan bekas gereja Katolik yang berubah menjadi masjid.
Gereja Santa Maria della Misercordia Venesia, di wilayah Cannaregio, berubah menjadi masjid bulan April lalu. Dalam karya seni Instalasi Christoph Buchel, seorang seniman berkebangsaan ganda Swiss dan Eslandia, memperlihatkan bahwa 20 ribu umat Muslim Venesia, yang sebagian besar tinggal di pinggir kota itu, tidak memiliki masjid.
Karya seni instalasi itu telah menyebabkan perselisihan, dan penguasa Venesia mengancam untuk menutupnya. Partai sayap kanan, Fratell d’Italia juga melakukan protes di luar gereja yang beralih menjadi masjid itu.
Selama melakukan penelitian, Degiorgis mendapati umat Muslim beribadah shalat di lapangan parkir dibawah siraman hujan, di supermarket, garasi, bekas toko alat bantu seks dan di diskotik.
“Saya tidak menyangka Muslim menggunakan tempat-tempat ini, sungguh mengejutkan. Hal ini yang menyebabkan umat Muslim sedih dan frustasi” ujarnya.
Imam yahya Pallavicini, mengatakan: “Kami hanya punya beberapa masjid resmi di negara ini dan ratusan Islamic Center, tapi banyak dari Islamic Center ini tidak memadai secara kualitas sebagai tempat ibadah resmi. Ini merupakan realitas.”
Pallavicini punya perasaan yang campur aduk mengenai seni instalasi di Venesia. Ia memaklumi perasaan sentimen orang-orang, tapi tidak dengan penyitaan, hanya memberi kesan bahwa Muslim tidak menghargai warisan budaya Italia.
“Kita perlu mencari penyelesaian yang tidak menambah ketakutan orang-orang pada umat Muslim,” ucap Pallavicini.
Di Venisia, hubungan antara pemerintah kota dengan komunitas Muslim cukup baik. Ada perasaan tidak nyaman yang dirasakan oleh mayoritas Muslim, Sholat berjama'ah dilakukan di garasi dan rumah susun karena jarak Islamic Center yang cukup jauh.
“Kami ingin punya tempat sendiri untuk beribadah,” ujar Mohammed Amin Al Ahdab, Ketua Komunitas Islam Venisia. Setiap hari, Muslim datang dari seluruh dunia melihat Venisia dan mereka bertanya, ‘mengapa kalian tidak punya masjid?' ”