Muslimahdaily - Syekh Ali Jaber menyampaikan Tausiah seputar menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Sambil berderai air mata, Syekh Ali Jaber meminta masyarakat untuk bermunajat di tengah wabah COVID-19.
Tausiyah tersebut disampaikan pada saat sesi konferensi pers BNPB, Selsa (21/4) lalu. Dalam Tausiahnya Syekh Ali Jaber menyampaikan bahwa apa yang terjadi khususnya wabah COVID-19 ini merupakan takdir Allah.
Menurutnya salah satu cara untuk melawan takdir ialah dengan takdir itu sendiri.
“Kita menghadapi takdir tapi tidak boleh lawan takdir kecuali dengan takdir itu sendiri. Salah satu bukti keimanan kita terhadap takdir itu adalah kita mampu mengubah takdir itu,” kata Syekh Ali Jaber seperti pada video yang diunggah di Youtube channel BNPB Indonesia.
Pada momen mewabahnya COVID-19 ini membuat Syekh Ali Jaber merenungkan bahwa selama ini manusia telah diberi nikmat yang jarang sekali disyukuri. Hingga akhirnya baru menyadari nikmat tersebut di saat terjadi COVID-19 ini.
“Saya berpikir dan merenungkannya, ternyata kita selama ini banyak nikmat. Dan kita tidak sadarkan dan syukuri. Ternyata shalat Jumat yang kita lakukan selama ini nikmat. Keluar rumah, mengantarkan anak ke sekolah, kita beratvitias, pulang pergi dengan rasa nyaman itu nikmat. Tapi ingat nikmat itu tidah seklalu kekal, bisa berubah, dengan hadirnya COVID-19 banyak nikmat yang tdak kita syukuri,” lanjutnya.
Walau tak bisa berkegiatan selayaknya Ramadhan pada tahun-tahun sebelumnya, menurut Syekh Ali Jaber, Ramadhan tahun ini merupakan sebuah ujian yang harus diambil hikmahnya. Hikmat tersebut adalah Allah ingin berhubungan langsung dengan hamba-Nya lewat beribadah di rumah.
“Menurut saya Ramadhan kali ini, Allah memberikan ujian, saya mengambil sebuah hikmah. Allah ingin kali ini ibadah kita berhubungan langsung sama Allah,” terang Syekh Ali Jaber.
Hikmah lainnya adalah bahwa kita dapat lebih dekat dengan keluarga. Ramadhan tahun ini menurutnya lebih spesial karena dapat menghidupkan Ramadhan bersama dengan keluarga.
“Kali ini kita bisa menikmati Ramdhan tapi dengan kita bermunajat di rumah. Kita tarawih di rumah masing-masing. Kita bisa menjadikan nikmat bagi kita beribadah di rumah. Lebih dekat dengan keluarga. Tahun ini kita jadikan Ramadhan istimewa, khusus dari Allah Subahanhu wa ta’ala. Membuat kehidupan Ramadhan bersama keluarga,” sambungnya.
Dalam kesempatan Ramdahan kali ini, Syekh Ali Jaber meminta agar masyarkat muslim bermunajat kepada Allah di rumah masing-masing.
“Kesempatan kita bermunajat, memohon. Ayo kita semua di rumah masing-masing. Angkat tanganmu, memohon kepada Allah Subhanahu wa ta’ala agar Allah mengangkat penyakit ini. Allah akan turunkan kemulian di negeri ini, akan Allah cegah negeri ini dari segala bahaya,” katanya.
Sambil berderai air mata, Syekh Ali Jaber menyampaikan, bahwa melalui ujian yang didatangkan oleh Allah ini, bisa jadi doa kita lebih tulus dibanding doa ketika diberi nikmat.
“Memang kita tidak bisa bermunajat di masjid, tapi barangkali munajat kita yang tulus dan ikhlas di rumah masing-masing pasti akan Allah ijabah. Selama kita senang, tidak pernah merasa doanya ikhlas, karena inti dan hikmah daripada ujian, Allah akan memilih siapa yang doanya ikhlas,” ujarnya.
Pada akhir tausiah, Syekh Ali Jaber juga menyampaikan rasa sedihnya sama seperti orang lain yang tidak bisa mudik dan Jumatan. Namun ia berusaha untuk mengubah takdir tersebut dengan tetap di rumah.
“Saya merasa sedih karena tidak bisa tarawih, tidak bisa mudik. Saya merasa terluka hati saya karena nggak bisa jumatan. Tapi ini ujian, wajib kita Imani. Waib kita percaya takdir Allah, dan kita lawan takdir dengan takdir,” tutupnya.