Muslimahdaily - Arab Saudi telah mengumumkan untuk menggelar ibadah haji semasa pandemi COVID-19 pada tahun 2020 ini dengan jumlah jamaah yang dibatasi. Keputusan ini dikeluarkan pada Selasa, 23 Juni 2020 di Arab Saudi.
Dilansir dari Detik.com, jamaah yang diizinkan untuk berhaji hanya warga setempat dan warga asing yang sudah berada di Arab Saudi. Mereka diizinkan untuk mengambil bagian dalam ziarah yang dimulai pada akhir Juli.
"Sudah diputuskan haji tahun ini (1441 H/2020 M) dilakukan dengan jumlah jamaah sangat terbatas dari berbagai negara yang sudah berdomisili (reside) di Arab Saudi. Keputusan ini diambil untuk menjamin haji dilaksanakan dengan aman dari aspek kesehatan masyarakat sambil tetap melakukan berbagai tindak pencegahan. Termasuk jaga jarak untuk melindungi tiap orang dari risiko yang berkaitan dengan pandemi dan sesuai ajaran Islam yang mengutamakan keselamatan," begitu bunyi pernyataan dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi melalui akun Twitter resminya @HajMinistry.
Keputusan dari kementerian ini diambil guna memastikan haji dilakukan dengan cara yang aman dalam perspektif kesehatan publik dan sesuai ajaran Islam dalam melestarikan kehidupan.
Keputusan ini juga merujuk pada anjuran Kementerian Kesehatan Arab Saudi yang mengatakan jika risiko virus corona diperkirakan akan terus meningkat, sementara vaksin belum ditemukan. Untuk itu, faktor keamanan menjadi prioritas pelaksanaan haji tahun ini.
Masih dikutip dari laman yang sama, pada pekan lalu Badan yang mengurusi Grand Mosque bagian keamanan, keselamatan, dan kontrol keramaian mengeluarkan panduan jamaah saat masuk dan berada di dalam Masjidil Haram.
Protokol kesehatan ini ditujukan guna untuk mengontrol keramaian di Masjidil Haram. Berikut panduan umumnya:
1. Melakukan pre-registration dengan mengirim data pribadi dan detail kontak yang sebelum mengunjungi Masjidil Haram.
2. Pintu masuk dan keluar didesain berbeda untuk mencegah kemacetan di satu pintu.
3. Mengoperasikan kamera yang bisa mendeteksi suhu tubuh di pintu masuk. Orang yang dideteksi memiliki suhu tubuh tinggi akan dilarang memasuki Masjidil Haram, serta harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut di lokasi yang dirujuk kementerian kesehatan Saudi.
4. Materi edukasi dan aturan terkait cuci tangan, menggunakan hand sanitizer, tidak boleh bersalaman, etika batuk, bersin, serta jaga jarak akan disediakan tiap saat di pintu masuk dan melalui simbol-simbol.
5. Pengunjung yang punya gejala terinfeksi virus corona atau sempat kontak dengan COVID-19 dalam jangka waktu 14 hari jangan dulu mendatangi Masjdil Haram.
6. Hanya mengizinkan Masjidil Haram terisi 40 persen dari kapasitas total.
7. Wajib mengenakan masker sebelum mendatangi Masjidil Haram.
8. Karpet tidak disediakan dan jamaah akan beribadah di lantai.
9. Kontainer Zam-zam tidak disediakan dan distribusi Zam-zam dalam botol dihentikan untuk mencegah penyebaran virus.
10. Tidak menyediakan iftar atau makanan untuk buka puasa dan larangan membawa makanan ke Masjidil Haram akan berlanjut.
11. Stiker akan ditempatkan di lantai untuk menandai lokasi jamaah saat sholat sehingga bisa menerapkan jaga jarak, kira-kira dua meter.
12. Kelas belajar dan menghafal Al Qur'an masih dihentikan.
13. Masjidil Haram masih akan ditutup usai shalat Isya dan dibuka kembali satu jam sebelum shalat Subuh.
14. Terus berkoordinasi dengan kementerian kesehatan utuk menempatkan tim medis pada pintu masuk utama Masjidil Haram.
Diketahui bahwa Arab Saudi telah membuka lockdown selama 74 hari pada Minggu (21/6). Tidak hanya haji yang telah dibuka, namun sejumlah sektor perekonomian seperti pertokoan, perkantoran, masjid, kafe, restoran, dan bioskop juga telah diizinkan beroperasi.