Muslimahdaily - Mahasiswi muslim di Universitas Sciences Po, Paris, Perancis sebar undangan terbuka di Facebook untuk ikut berpartisipasi dalam Hijab Day yang mereka gelar di kampus mereka. Hijab Day yang merupakan aksi para pelajar muslim ini digelar untuk mengekspresikan kebebasan berpakaian sekaligus untuk menyangkal berbagai stigma negatif terhadap perempuan berhijab di Paris.
"Jika kalian humanis, feminis, anti rasis, atau siapa pun juga... datang dan bergabunglah bersama kami. Rabu ini, kami, muslim dan non muslim, wanita berhijab maupun tidak berhijab, dan juga sejumlah pria, mengundang kalian ke event hijab Perancis," tulis akun Facebook Hijab Day.
Acara tersebut akan berlangsung pada Rabu, 20 April 2016, mulai pukul 8 pagi hingga 9 malam. Mereka yang tertarik datang akan merasakan pengalaman berhijab dengan jilbab maupun pashmina. Para mahasiswi ini akan menyediakan hijab di lokasi, namun pengunjung yang memiliki pashmina pun bisa membawanya.
Dalam Hijab Day ini, akan ada kegiatan tutorial mengenakan hijab, diskusi, hingga berdebat jika ingin. Acara ini bertujuan agar siapa pun bisa merasakan rasanya berhijab dan tetap bisa beraktivitas seperti biasa.
Para mahasiswi ini ingin menyampaikan pesan jika hijab yang mereka kenakan bukanlah karena keterpaksaan melainkan bentuk kebebasan ekspresi seorang wanita.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin dukungan kalian terhadap makna hijab sebagai kebebasan yang kami pilih. Bahwa kami bertanggungjawab dalam mengontrol tubuh kami. Kita berbusana seperti apa pun yang kita mau tanpa pengecualian. Berhijab atau tidak, kita semua sama," tambah panitia penyelenggara.
Lewat akun media sosial twitter, sejumlah pengunjung yang datang pun memposting pengalaman mereka saat berhijab. Dukungan datang baik dari mahasiswi lokal maupun asing, seperti mahasiwi Australia yang terlihat sedang dipakaikan jilbab oleh panitia.
Aksi ini pun sekaligus menjadi bentuk protes terhadap sejumlah pihak di Paris yang mengecam dan mendeskriminasi perempuan berhijab. Salah satu menteri bahkan menyebut wanita berhijab sama dengan orang negro yang mendukung perbudakan. Pandangan lain menyebut ada keterpaksaan dalam berhijab karena perintah suami.
"Aku tidak pernah bertemu dengan wanita muslim di Perancis yang mengatakan mereka berhijab karena perintah suami mereka," tukas Agnes De Feo, seorang penulis dan dokumenter yang banyak melakukan penelitian terhadap hijab di Perancis, dilansir The Local.