Muslimahdaily - Peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) kini tengah mengembangkan alat deteksi Covid-19 yang dinamakan GeNose. Alat ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi virus corona baru dalam tubuh manusia kurang dari 2 menit.

Melansir dari laman UGM pada (16/10), GeNose bekerja dengan sistem penginderaan atau sensor untuk mengenali pola senyawa. GeNose akan mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang berasal dari infeksi Covid-19 yang ada bersamaan dengan nafas manusia.

Maka dari itu, cukup dengan menghembuskan nafas yang kemudian akan masuk ke kantong khusus, alat akan mengidentifikasi ada atau tidaknya virus lewat sensor-sensor. Barulah kemudian data diolah dengan bantuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).

Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X sudah melakukan pertemuan dengan pimpinan dan para peneliti serta mencoba alat diagnosis ini pada Senin (12/10) kemarin.

“Dalam pertemuan ini disampaikan progress dari inovasi GeNose, yang saat ini dalam tahap proses uji klinis, uji diagnosis, dan menunggu izin edar dari Kementrian Kesehatan,” ungkap Rektor UGM, Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng.

Alat deteksi Covid-19 ini telah melalui uji profiling dengan menggunakan 600 sampel data valid yang diperoleh dari Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta. Hasil dari pengujian ini membuktikan tingkat akurasi tinggi dari GeNose yakni sebesar 97 persen.

Tak hanya cepat dan akurat saja, GeNose juga memiliki harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan swab test PCR. Diperkirakan, satu unit GeNose dihargai Rp 40 juta dan dapat digunakan untuk 100 ribu pemeriksaan.

Masih ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum alat ini bisa mulai diproduksi secara massal. Setelah uji diagnosis yang akan dilakukan pada minggu ini, proses produksi diharapkan dapat dimulai pada pertengahan November.

“Harapannya November sudah mulai bisa produksi massal, setelah alat ini dipresentasikan ke Kementerian Kesehatan. Ada prosedur-prosedur yang harus dilalui, dan ini butuh waktu,” jelas salah satu anggota tim peneliti GeNose, dr. Dian Kesumapramudya N., Sp.A., M.Sc., Ph.D.

Melalui uji diagnosis beberapa minggu kedepan, nantinya akan diketahui hasil yang menjelaskan apakah GeNose layak untuk digunakan sebagai alat kesehatan yang akurat.

“Lewat uji diagnostik kita akan menjawab keraguan terhadap alat ini,” lanjut Dian.

Menristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro pun juga ikut berkomentar saat melakukan serah terima alat deteksi ini pada bulan September lalu. Ia berharap GeNose bisa segera dimanfaatkan oleh masyarakat.

Bambang memiliki target setidaknya pada bulan Desember 2020 GeNose dapat digunakan untuk skrining.

“Jika sudah mendapat ijin edar dari Kemenkes, pastikan alat disampaikan pada Satgas bisa menjadi alat tes untuk membantu upaya Indonesia meningkatkan rasio testing,” kata Bambang.