Muslim Uyghur Dipaksa Makan Daging Babi Setiap Hari Jum'at

Muslimahdaily - Muslim Uyghur yang pernah menjadi tahanan di Xinjiang, Sayragul Sautbay, mengatakan bahwa ada pemaksaan untuk memakan dagi babi di kamp pendidikan ulang dan pusat penahanan China.

Sayragul Sautbay merupakan seorang dokter medis dan pendidik yang saat ini tinggal di Swedia. Ia telah dibebaskan dari "kamp pendidikan ulang" di wilayah Xinjiang sejak dua tahun lalu. Baru-baru ini ia menerbitkan sebuah buku yang menceritakan tentang penderitaannya, termasuk menyaksikan pemukulan, dugaan pelecehan seksual, dan sterilisasi paksa.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Al Jazeera, ia menjelaskan lebih banyak tentang penghinaan lain yang dialami Uyghur dan minoritas Muslim lainnya, termasuk pemaksaan memakan daging babi.

“Setiap Jumat, kami dipaksa makan daging babi, Mereka sengaja memilih hari yang suci bagi umat Islam. Dan jika Anda menolaknya, Anda akan mendapatkan hukuman yang berat," ujar Sautbay dilansir dari 5 Pillars UK, Jum'at (11/12).

Ia menambahkan bahwa kebijakan tersebut dirancang untuk menimbulkan rasa malu dan rasa bersalah pada para tahanan Muslim dan "sulit untuk menjelaskan dengan kata-kata emosi yang ia miliki setiap kali harus memakan daging babi.

“Saya merasa seperti saya adalah orang yang berbeda. Di sekitarku menjadi gelap. Sangat sulit untuk menerimanya," lanjutnya.

Sayragul menambahkan praktik memaksa Muslim makan daging babi ini bahkan juga terjadi di luar kamp penahanan.

Salah satu sekolah di Altay, sebuah kota di utara Xinjiang, siswa juga dipaksa makan daging dan ketika banyak yang menolak dan berdemonstrasi melawan administrator sekolah mereka, pemerintah mengirim tentara untuk turun tangan, kata Sautbay.

Pemerintah Xinjiang juga telah memulai inisiatif yang disebut "makanan gratis" untuk anak-anak Muslim di taman kanak-kanak, menyajikan mereka hidangan daging babi tanpa sepengetahuan mereka, tambahnya. Idenya adalah dengan mulai membiasakan anak-anak Muslim sejak kecil terbiasa mendapatkan rasa makanan non-halal.

Pengusaha Uyghur, Zumret Dawut, juga memberi tahu Al Jazeera tentang pengalaman penahanannya secara langsung. Ia dijemput pada Maret 2018 di Urumqi, kota kelahirannya. Ia juga mengatakan dia disajikan daging babi berulang kali.

“Saat Anda duduk di kamp konsentrasi, Anda tidak memutuskan apakah akan makan, atau tidak. Untuk bisa hidup, kami harus makan daging yang disajikan untuk kami, ”katanya kepada Al Jazeera.

Zumret Dawut, yang sekarang tinggal di pengasingan di AS, juga mengatakan kepada saluran tersebut bahwa dia ditahan selama dua bulan di kampung halamannya di Urumqi dan berulang kali dipaksa makan daging babi selama dalam penahanan.

Pada November 2019, administrator puncak Xinjiang, Shohrat Zakir, mengatakan bahwa wilayah otonom tersebut akan diubah menjadi "pusat peternakan babi", dengan sebuah peternakan baru di wilayah selatan Kashgar yang bertujuan untuk menghasilkan 40.000 babi setiap tahun.

Proyek ini diperkirakan akan menempati area seluas 25.000 meter persegi (82 kaki persegi) di sebuah taman industri di daerah Konaxahar Kashgar, berganti nama menjadi Shufu, menurut situs berbahasa Mandarin, Sina.

Muslim Uyghur membentuk 90 persen dari populasi di kota dan daerah sekitarnya.

Beijing telah membela kebijakannya di kawasan itu, dengan mengatakan bahwa pendekatan itu diperlukan untuk melawan "tiga kejahatan ekstremisme, separatisme, dan terorisme", menyusul kerusuhan mematikan di ibu kota kawasan Urumqi pada 2009.

Mereka membantah keberadaan kamp pendidikan ulang di mana PBB mengatakan lebih dari satu juta orang telah ditahan, sebaliknya mengatakan mereka mengoperasikan pusat kejuruan yang memungkinkannya untuk "melatih kembali" populasi Uyghur dan mengajari mereka keterampilan baru.

Add comment

Submit