Muslimahdaily - Bom bunuh diri ganda (dua pelaku) yang kembali meneror Baghdad, Irak terjadi pada Kamis (21/1) dan menjadi peristiwa pengeboman bunuh diri ganda terbesar dibandingkan kejadian pada tahun 2018 lalu. Akibatnya, hingga saat ini sebanyak 32 orang terkonfirmasi tewas.
Dua pelaku ledakan yang terjadi di pusat perdagangan sebuah pasar baju di Lapangan Tayaran, Bab Al-Sharqi, Baghdad, Irak ini sempat mengalami kejar-kejaran dengan pihak pengamanan setempat. Pihak keamanan pun memberikan konfirmasi. Dilansir dari laman CNN bahwa kedua pelaku sadar ketika tengah dicurigai pihak keamanan sebelum akhirnya meledakkan diri.
Kedua pelaku sempat teriak meminta pertolongan untuk memancing banyak orang mengerumuni mereka, sebelum akhirnya salah satu pelaku meledakkan diri dan disusul pelaku kedua dengan mengendarai motor dan masuk ke dalam kerumunan tersebut.
Dilansir dari laman Republika, Juru Kementerian Dalam Negeri mengatakan korban tewas awalnya sebanyak 23 orang, dan diperkirakan jumlah akan terus bertambah mengingat banyak pula korban luka-luka dan kritis yang kini tengah ditangani oleh medis.
Hingga kini, terkonfirmasi sebanyak 110 orang menjadi korban luka-luka atas pengeboman ganda tersebut.
Pengeboman diri jarang terjadi di Irak setelah kekalahan militan ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) pada 2017 lalu. Namun, kini banyak media meliput kembali dugaan ISIS sebagai dalang terjadinya peristiwa ini. Dengan besarnya dampak yang terjadi seperti menandakan bahwa ISIS aktif kembali.
"Kelompok teroris ISIS mungkin berada di balik serangan itu," kata kepala Pertahanan Sipil Mayjen Kadhim Salman kepada wartawan.
Tak lama setelah kejadian, tepatnya tengah malam, ISIS dalam propaganda onlinenya mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi. Hal ini membuat sejumlah pemimpin dunia marah, dan mengutuk serangan tersebut.
Presiden Barham Saleh dan petinggi politik dari negara Uni Eropa, Amerika Serikat, PBB menganggap pengeboman itu adalah hal yang terkutuk dan merupakan tindakan yang keji, sebagai pengingat dunia bahwa bahaya terorisme mengancam kehidupam rakyat yang tidak bersalah dan harus segera dituntaskan.
Tak hanya itu, Paus Fransiskus yang akan berkunjung ke Irak sebelum pengeboman terjadi pun turut mengutuk aksi yang diklaim ISIS tersebut sebagai tindakan brutal yang tidak masuk akal.
Selain itu, negara tetangga, Iran melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Saeed Khatibzadeh mengatakan bahwa Iran siap membantu Irak dalam melawan Terorisme dan Ekstremisme.
#PrayForBaghdad #BaghdadBombing