Muslimahdaily - “Saya mencari universitas yang bisa menerima saya dan terbuka dengan islam, meski saya bukanlah orang suci” kata Abdullah Polovina, yang memimpin dewan Muslim Bosnia di Portland, Amerika Serikat.
Abdullah, 41 tahun, baru-baru ini menyelesaikan pendidikan S2 nya di Universitas Seattle School of Theology and Ministry dimana dia menjadi mahasiswa muslim pertama yang pernah mendaftar dan kuliah di universitas tersebut. Lebih dari sepuluh tahun Polovina tinggal di Seatlle sebagai seorang imam sebelum pindah ke Portland di 2013.
Berperan sebagai ketua Organisasi Pendidikan dan Budaya Bosniaks, dia menggunakan kesempatan tersebut untuk menggelar dialog antar agama dengan pemimpin agama di Universitas Seattle. Berhasil menyelesaikan studi masternya, Polovina mengatakan bahwa dia ingin mengejar gelar sarjana yang dapat meningkatkan kemampuan leadershipnya, dan menemukan bahwa program transformasi di Universitas Seattle cocok dengn keinginannya.
Untuknya, belajar tentang Injil pada pertama kali terasa kurang menyenangkan. Namun dia kemudian bisa menyesuaikan diri dengan membagikan perspektifnya sendiri dan menghargai perbedaan yang ada di sekitarnya. Selama di dalam kelas, dia mengemukakan banyak kesamaan antara Islam dan Kristen dari segi nilai moral hingga urusan sejarah.
“Saya merasa ada di rumah” kata Polovina yang merupakan imigran dari Yugoslavia. “Saya menguatkan kepercayaan saya sekaligus menguatkan diri saya sebagai pemimpin” ujarnya.
Leadership
Mark Markuly, dekan dari School of Theology and Ministry, memuji partisipasi Abdullah dalam menambah nilai bagi program tersebut.
“Ada beberapa mahasiswa yang saya kira tidak pernah berhubungan dengan tradisi muslim” kata Markuly.
“Dengan kehadirannya di dalam kelas, Abdullah membantu banyak mahasiswa kami untuk mengetahui tradisi muslim lebih dalam” tambahnya.
Dia juga menambahkan bahwa kehadiran Polovina juga mengubah beberapa hal di universitas katolik tersebut, seperti menyediakan makanan bebas babi dan menyediakan tempat untuk shalat. Polovina yakin bahwa Islam dan Kristen dapat hidup berdampingan bersama di sebuah tempat, entah itu di dalam kelas atau di sebuah negara.