Muslimahdaily - Seorang Muslimah membuka sekolah pole dance (tari tiang) di salah satu kota Kazan, Rusia. Sekolah ini terletak persis di samping masjid. Menurut pemiliknya Leysan Dauletova, sekolah tersebut mendapat dukungan dari Imam masjid namun hal ini telah menimbulkan kontroversi di wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Muslim.

Kazan adalah ibu kota Tatarstan yang terletak di negara bagian Rusia. Kota ini tidak terlalu jauh dari Moskwa sekitar 800 km dari arah timur. Wilayah ini cukup terkenal dengan beragam sejarah dan budaya yang mana menggabungkan antara tradisi Rusia dengan warisan Tatar.

Dalam wawancara dengan stasiun tv lokal Tatarstan 24, Leysan menerangkan, ia menemukan celah di pasar saat merasa kurang nyaman di sanggar tari yang sering dikunjungi pria, seperti ayah yang menjemput anaknya.

“Saya sampai pada kesimpulan bahwa saya ingin menciptakan kondisi yang nyaman bagi perempuan Muslim, yang bisa berlatih tanpa diganggu oleh.. penampilan yang aneh,” ungkap Leysan, dilansir dari newsbeezer.com.

Leysan mendirikan sekolah dengan konsep melarang pria memasuki area sekolah, jendela ditutup selama waktu kelas berlangsung, dan tidak diperbolehkan untuk mengambil dan mengunggah foto di media sosial yang menampakkan jilbab dengan pole dance.

Uniknya, kebanyakan wanita yang mengikuti kelas tari tiang ialah istri yang ingin membahagiakan pasangan mereka. Ide ini telah disetujui oleh Ulama.

“Mereka (para wanita) bilang kami ingin menunjukkan ini kepada suami kami agar suami kami tidak melihat wanita lain,” tutur kepala Masjid al-Marjani, Ansar Hazrat Miftakhiv, dilansir dari Republika.co.id.

“Dan kami berkata, tentu saja, itu mungkin. Ini tidak bertentangan dengan Islam,” jelas Ansar.

Leysan menyebut bahwa dia tidak menduga pendaftar kelas tari tiang akan sebanyak itu. “Sebenarnya malam yang sama, begitu banyak lamaran yang masuk sehingga kami mengisi jumlah siswa yang diminta pada hari berikutnya,” jelas Leysan.

Sementara itu, gagasan pembukaan kelas tersebut tidak semua orang menerimanya. Sekolah pole dance ditentang oleh Persatuan Wanita Muslim Rusia dan organisasi lokal Tatarstan. Leysan yang juga seorang penari menyampaikan pole dance hanya jenis olahraga dan inisiatifnya membuka kelas tari tiang dengan tujuan membantu wanita agar tetap sehat bugar.

“Tidak ada masalah dengan kebahagiaan dalam keluarga Muslim. Semua keluarga memiliki banyak anak, semuanya memiliki lima, delapan, sepuluh anak,” sebut Ketua Organisasi itu Nailya Zigahshina kepada stasiun radio Moscow Talks.