Muslimahdaily - Terdapat macam ragam agama di dunia ini yang menjadikan timbulnya perbedaan. Meski begitu, hubungan masyarakat antar agama tetap terjalin indah dan baik yaitu dengan menghadirkan sikap toleransi.
Salah satu kisah toleransi indah dan juga mengharukan datang dari negara Rumania. Diketahui bahwa gereja ortodoks memberikan perlindungan kepada masyarakat Ukraina yang menganut agama Islam.
Qamar Mahdi, seorang pria Muslim kelahiran sudan yang berimigrasi ke Ukraina menceritakan kisah keluarganya yang menjadi korban dari invasi Rusia. Kala itu, putra Qamar akan berulang tahun yang kelima. Tetapi sehari sebelum ulang tahunnya, putra Qamar tidak bisa berhenti menangis. Dia ketakutan dengan suara mesin cukur yang mengingatkannya pada perang.
“Dia tidak mau tidur, jadi saya tidak bisa mencukur rambutnya. Anak-anak saya mudah takut sekarang,” ucap Qamar Mahdi.
Pria yang sudah bekerja sebagai petani gandum di kota Mykolaiv selama 30 tahun itu akhirnya memboyong keluarganya pergi ke Rumania untuk berlindung. Hal tersebut dikarenakan adanya invasi Rusia sehingga memaksa mereka untuk mencari perlindungan.
Beruntungnya Qamar karena ia mendapatkan tempat perlindungan yang menyambutnya dengan baik dan hangat. Mereka berlindung di bekas tempat penitipan anak yang terhubung dengan gereja paroki Ortodoks Rumania Brancusi.
“Ada 19 orang yang tinggal di sini. Ada 40 anak yang datang ke sini selama beberapa minggu terakhir,” kata Deacon Gheorghe Anghel, sambil menunjuk gambar bendera Rumania dan Ukraina di dinding.
Anghel mengatakan bahwa kebutuhan para pengungsi tepenuhi dengan baik, mulai dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan rohani atau spiritual. Gereja menggunakan sumbangan dari badan amal World Vision, serta dana yang biasanya dikumpulkan untuk membantu warga, menyediakan tempat tinggal yang memadai bagi para pengungsi Ukraina.
Gereja Ortodoks Rumania juga telah menyumbangkan lebih dari 4 juta euro (Rp63,7 miliar) sejak perang pecah pada 24 Februari. Patriarkat Rumania bahkan telah mengerahkan 4.300 relawan untuk mendampingi 8.000 pengungsi yang mengungsi di Rumania.
Anggota gereja juga mengungakpkan bahwa moment ini dapat menjadi kesempatan untuk memastikan keluarga Qamar mendapatkan semua yang mereka butuhkan selama berada di sini. “Kami akan membantunya semampu kami,” ucap anggota gereja.
DI tempat lain, terdapat seorang nenek bernama Valentina yang terlihat serius mendiskusikan perang dengan dua saudara perempuannya, Ekaterina dan Lara, di meja makan. Ketiganya beragama Kristen Ortodoks dan berasal dari Odesa, kota yang menjadi pusat wisata di Ukraina.
“Kami sangat terlindungi di sini. Kami yakin situasi akan membaik karena orang-orang di sini mendoakan kami,” kata Ekaterina.