Muslimahdaily – Markas Polsek Astana Anyar, Bandung porak-poranda akibat sebuah ledakan yang diduga merupakan bom bunuh diri dari seorang laki-laki. Ledakan tersebut terjadi saat Rabu (7/12/22) sekitar pukul 08:20 WIB.
Pada saat itu, pelaku diketahui memasuki kantor polisi Astana Anyar dengan sepeda motor saat para polisi sedang berbaris melakukan apel pagi. Laki-laki itu lalu memaksa untuk mendekat ke salah satu anggota polisi dan tak lama ledakan pun terjadi.
"Kita berada di dekat TKP, beberapa meter dari Polsek Astana Anyar, yang tadi pagi tepat pukul 08.00 WIB telah terjadi sebuah ledakan di dalam Mako Polsek saat anggota sedang melakukan apel pagi. Pelaku berada di dalam dan memaksa untuk mendekati anggota kita yang sedang apel," terang Kapolda Jawa Barat (Jabar) Inspektur Jenderal Polisi Suntana, dikutip dari Detik.com.
Sebelum detik-detik terjadi ledakan, pelaku dikatakan juga sempat mengacungkan sebuah senjata tajam berupa pisau.
Ledakan itu menelan korban sebanyak 11 jiwa, 10 orang di antaranya merupakan anggota polisi bernama Aiptu Sofyan dan satu orang lainnya adalah warga sipil yang sedang melintas di sekitar lokasi kejadian. Sementara untuk pelaku bom bunuh diri sudah dipastikan seketika tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan.
Aswin Sipayung selaku Kapolrestabes Bandung mengatakan, tiga polisi yang luka-luka kini tengah dirawat di RS Sartika Asih, Bandung. Ia juga mengungkapkan tempat kejadian perkara sudah dipasangi garis polisi. "Jalan raya ditutup. Saat ini (kami) sedang menunggu tim jibom dari Kapolda Jabar," ujarnya.
Identitas Pelaku
Setelah dilakukan penyelidikan berdasarkan hasil pemeriksaan sidik jari dan face recognition dari jenazah pelaku, ia diketahui bernama Agus Sujatno (34) atau Agus Muslim. Ia lahir di Bandung 24 Agustus 1988 dan bertempat tinggal di sebuah kos di wilayah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Pelaku merupakan mantan narapidana yang ditangkap karena kasus terorisme 'bom panci' di Cicendo pada 2017. Akibatnya, ia dijatuhi hukuman penjara empat tahun di Lapas Kelas II A Pasir Putih Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dan bebas pada 14 Maret 2021 lalu.
Listyo Sigit Prabowo selaku Kapolri mengatakan, Agus beraliansi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung, Jawa Barat. JAD sendiri merupakan organisasi teroris yang berafiliasi dengan ISIS. Kelompok ini dulunya pernah memiliki kaitan dengan pengeboman Surabaya pada tahun 2018 dan pengeboman Makassar pada tahun 2021.
Setelah dibebaskan, Agus melalui proses deradikalisasi dengan teknik dan taktik yang berbeda lantaran ia sulit untuk diajak bicara dan masih cenderung menghindar.
Maka dari itu Sigit Prabowo memasukkan Agus ke dalam "kelompok yang masih merah".
Dalam kesehariannya, diketahui Agus menjadi tukang parkir di salah satu kedai mi terkenal di wilayah Manahan Solo.
Terdapat Dua Bahan Peledak
Kapolda Jabar, Suntana, memberi pernyataan bahwa pelaku ternyata membawa dua bahan peledak.
"Tadi satu yang diledakkan pelaku, tadi satu kita ledakan jadi ada dua. Yang satu (yang belum sempat meledak) ditemukan di dalam Polsek," ungkap Suntana dilansir dari Kompas.com.
Bahan peledak yang kedua ditemukan di sekitar Mapolsek dan telah diledakkan oleh tim penjinak bom.
Untuk saat ini Suntana belum bisa menyimpulkan secara pasti jenis bahan peledak yang pelaku bawa. Namun berdasarkan hasil pemeriksaan proyektil sementara, ditemukan banyak serpihan paku di lokasi kejadian.
Bom Merupakan Bom Panci Rakitan dan Diletakkan di Dalam Ransel
Yuri Karsono, Komandan Satuan (Dansat) Brimob Jawa Barat Kombes Pol, menyatakan bahwa bom yang dibawa pelaku merupakan bom panci rakitan sendiri. "Jenis bom yang meledak jenis bom rakitan, isian panci ditemukan di TKP paku, baterei kemudian didapati residu," ungkapnya dikutip dari Republika.
Bom tersebut dibawa pelaku dengan cara dimasukkan ke dalam ransel dan disimpan di bagian depan dan belakang badan. Dalam panci dan di tempat kejadian perkara (TKP) ditemukan paku, baterei dan residu TATP.
"Yang meledak komponen (bom) di belakang, tidak kembali ke depan tidak bersamaan meledak. (Bom di depan) terpental sehingga menjadi satu TKP berbeda dan kita disposal," ujar Yuri Karsono.
Penjinak bom dan Puslabfor Mabes Polri hingga kini masih menganalisis daya ledak bom rakitan tersebut.
Motif Pelaku
Terkait motif hingga saat ini masih didalami oleh tim kepolisian dari Polda Jabar dan Densus 88 Mabes Polri. Meski begitu, terdapat beberapa dugaan yang muncul melihat dari latar belakang pelaku maupun barang yang tertinggal di lokasi kejadian.
Dilansir dari Tribunsumsel.com, Al Chaidar sebagai pengamat terorisme mengatakan motif Agus melakukan bom bunuh diri diduga adalah untuk tujuan-tujuan apokaliptik, ingin mendapatkan surga.
Mengutip dari sumber lain, yakni Kabar24.bisnis.com, Harits Abu Ulya selaku pengamat terorisme dari The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) menduga motif pelaku bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar Bandung itu adalah karena dendam pribadi.
Agus yang merupakan anggota dari kelompok JAD membuat Harits mengaitkannya dengan dengan penangkapan oleh Densus 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada saat kejadian pengeboman beberapa waktu lalu. Kejadian tersebut membuat banyak individu dari kelompok itu ditangkap.
“Sehingga ada satu atau dua orang melakukan aksi secara personal, atau "serigala" kesepian itu. Motifnya tidak besar, tidak jauh dari persoalan dendam pada mereka, terhadap tindakan para aparat,” ungkap Harits.
Selain dugaan motif tujuan apokaliptik dan dendam pribadi, sepeda motor yang terparkir di depan Polsek Astana Anyar menjadi perhatian banyak pihak. Pasalnya, di depan motor tertempel kertas putih bertuliskan:
“KUHP = HUKUM
Syirik/Kafir
Perangi para penegak hukum setan
QS 9:29”.
Motor Suzuki Shogun warna biru berpelat nomor AD 5055 NS itu diyakini milik pelaku lantaran di bagian depannya terdapat stiker khas kelompok Jamaah Anshor Daulah (JAD) dengan warna hitam.
Karena tulisan di kertas tersebut, banyak yang menduga motif pelaku adalah kebencian dan kemarahan dirinya atas pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) yang dinilai kontroversial.
Namun menurut Listyo Sigit Prabowo, masih perlu pendalaman lebih lanjut untuk membuktikan dugaan itu. “Ada belasan kertas yang bertuliskan protes penolakan terhadap rancangan KUHP yang baru disahkan di dalamnya membahas masalah zinah dan sebagainya. Tentunya ini semua didalami,” tuturnya dikutip Voi.id.
Melihat dari nomor pelat, motor pelaku berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah.