Muslimahdaily – Sekitar 4.500 keluarga Muslim di Haldwani, Uttarakhand, India diminta meninggalkan tempat tinggal mereka oleh Pengadilan Tinggi setempat. Pengadilan menyebutkan langkah ini dilakukan karena tanah yang ditinggali merupakan tanah pemerintah.
Pengadilan Tinggi memerintahkan otoritas responden untuk mengusir "penghuni yang tidak sah" dari tanah kereta api yang berdekatan dengan Stasiun Kereta Api Haldwani, yang dikenal sebagai Gaffur Basti. Perintah pengadilan memberi waktu seminggu bagi warga Gaffur Basti untuk mengosongkan rumah.
Dalam perintahnya, pengadilan telah memerintahkan penghancuran 4.365 bangunan, yang diklaim dibangun dengan “perambahan di atas lahan rel kereta api seluas 78 hektar”.
Setelah Pengadilan Tinggi Uttarakhand mengarahkan pemindahan lebih dari 4.500 rumah di daerah berpenduduk, ratusan penduduk masyarakat Muslim turun ke jalan untuk memprotes keputusan tersebut pada 28 Desember 2022 lalu. Ribuan orang tersebut, termasuk wanita dan anak-anak.
Para pengunjuk rasa mengatakan pemindahan akan membuat mereka kehilangan tempat tinggal dan membahayakan masa depan anak-anak sekolah mereka. Sebagian besar perempuan, anak-anak dan orang tua termasuk di antara mereka akan terkena dampak dari pemindahan.
Warga kawasan Banbhoolpura yang tinggal di lahan rel kereta api yang dirambah diminta untuk menyetorkan senjata berlisensi mereka ke pemerintah sebelum proses penghapusan perambahan dari lahan tersebut dimulai.
Beberapa partai politik telah memberikan dukungan kepada para pengunjuk rasa. Kongres MLA dari Haldwani, Sumit Hridayesh, dan penanggung jawab Partai Samajwadi Abdul Matin Siddiqui dan sekretaris jenderal Shoeb Ahmad mendukung para pengunjuk rasa.
Mengutip dari laman Muslim Mirror melaporkan bahwa 23 crore akan dihabiskan. Buldoser akan menghancurkan bangunan di tengah 7.000 petugas polisi dan 15 kelompok paramiliter.