Muslimahdaily - Jepang dengan sejuta keindahannya memang sudah tak perlu diragukan lagi. Negara dengan julukan “Negeri Sakura’ itu memang terbukti indah dan memiliki udara yang bersih. Namun, di sisi lain Jepang juga memiliki problematika yang cukup pelik. Belakangan ini Jepang mengalami penyusutan populasi dan menyebabkan banyak rumah menjadi kosong dan terbengkalai.
Angka kelahiran di Jepang memang dari tahun ke tahun selalu di titik rendah, bahkan mengalami penurunan. Dilansir dari The Asahi Shimbun, di tahun 2022 Jepang mengalami pemerosotan angka kelahiran, yakni sebesar 800.000 untuk pertama kalinya. Angka ini merupakan angka terbesar dari tahun-tahun sebelumnya.
Penyusutan populasi ini juga didorong dengan enggannya masyarakat Jepang untuk menikah. Mereka lebih nyaman untuk hidup seorang diri tanpa melangsungkan pernikahan. Biaya hidup di Jepang tergolong tinggi, oleh karena itu banyak masyarakat Jepang yang enggan untuk menikah dan memiliki anak. Akibatnya, angka kelahiran di Jepang tak memiliki kenaikan yang signifikan. Akibat lainnya adalah jumlah usia penduduk di Jepang didominasi oleh usia 50 tahun ke atas.
Bagi mereka yang hidup seorang diri dan memiliki rumah, biasanya akan meninggalkan rumahnya dan mencari hunian baru. Hunian yang dipilih adalah hunian yang lebih minimalis dan dapat memudahkan aktivitas mereka, mengingat usia masyarakat Jepang didominasi oleh angka lansia.
Dilansir dari CNN Indonesia, menurut hasil survie yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri Jepang pada 2018 jumlah rumah yang kosong dan terbengkalai ini mencapai angka 8,49 juta. Bahkan untuk tahun ini, diprediksi jumlahnya akan terus meningkat hingga 10 juta. Oleh karena itu, untuk menyiasati problematika serius ini, pemerintah Jepang menawarkan harga pajak yang rendah untuk tiap rumah di Jepang.
Upaya lain pun turut dilakukan, salah satunya adalah untuk mengurangi beban keuangan kaum muda. Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah ini diharapkan dapat mendorong angka kelahiran di Jepang agar mengalami peningkatan.