Muslimahdaily - Perang Israel di Jalur Gaza menyebabkan anak-anak tidak dapat bersekolah selama satu tahun ajaran penuh. Ditambah berbagai serangan dan pengeboman yang telah menghancurkan gedung-gedung sekolah dan memusnahkan semua universitas di Jalur Gaza. Semua pusat akademik yang tersisa telah rusak dan digunakan sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina yang mengungsi dan karenanya tidak dapat berfungsi sebagai sekolah.
Karena khawatir generasi mendatang akan kehilangan pendidikan dasar yang mereka perlukan untuk menghadapi tantangan di masa mendatang, sekelompok pemuda Palestina mendirikan sekolah untuk anak-anak usia sekolah dasar di tenda-tenda pengungsian.
Guru di Institut Pendidikan Iqra, Dina Nayef, menjelaskan bahwa inisiatif tersebut diharapkan dapat mengatasi tantangan yang dihadapi warga Palestina yang tinggal di kamp pengungsian.
“Akibat terhentinya pendidikan dan pengungsian, tingkat pendidikan murid-murid mengalami kemunduran yang sangat besar,” jelasnya, dilansir dari Middle East Monitor, Kamis (15/8/2024).
Sekolah tersebut didirikan di antara kamp-kamp pengungsian, yang memungkinkan orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sana karena mereka tidak perlu menempuh jarak yang jauh untuk mencapai ruang kelas.
“Kami mencoba menawarkan dukungan ini kepada anak-anak sehingga menjadi lingkungan belajar dan hiburan yang aman karena perang telah menghilangkan hak anak-anak untuk mendapatkan pendidikan.”
Saat ini sekolah tersebut terdiri dari empat ruang kelas yang dipisahkan oleh rangka kayu yang menahan 'dinding' nilon. Akan tetapi, keterbatasan ruang membuat anak-anak yang lebih tua tidak dapat mengikuti kelas.
"Kami berharap dapat menyediakan kelas untuk siswa kelas 3-5 dan memperluas inisiatif kami. Jika kami mendapat dukungan dari orang lain untuk membantu menjadikan pusat ini lebih besar dan lebih luas, kami dapat menyediakan kelas untuk semua orang," kata Nayef.