Serangan Brutal Israel Hancurkan Rumah Sakit Al Aqsa, Gaza Berduka

Serangan Israel menyasar Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa ( Foto : Syed Hasan on X )

Muslimahdaily - Israel kembali melancarkan serangan udara yang menyasar Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di wilayah Deir el-Balah, Gaza Tengah, pada Senin (14/10/2024) dini hari. Insiden ini mengakibatkan sedikitnya empat orang tewas dan melukai sekitar 70 lainnya, dengan sebagian korban dalam kondisi kritis.

Akibat serangan tersebut, sekitar 20 hingga 30 tenda pengungsian di sekitar rumah sakit mengalami kerusakan parah dan terbakar. Serangan dari pesawat tempur Israel tersebut memicu kebakaran yang dengan cepat menjalar dan membakar tenda-tenda pengungsi di sekitar area rumah sakit. Salah satu saksi mata menggambarkan situasi dengan ledakan keras yang disusul kobaran api yang meluas.

“Kami terbangun karena asap, api, dan serpihan api yang berjatuhan di tenda-tenda dari segala arah. Ledakan itu sangat menakutkan, membuat kami panik baik di dalam maupun di luar tenda, di belakang Rumah Sakit Al-Aqsa,” ujar Om Ahmad Radi, salah seorang korban selamat, seperti dilansir dari laman Al Jazeera.

Juru bicara militer Israel, Avichy Adraee, mengonfirmasi bahwa angkatan udara Israel melakukan serangan tersebut. Dia menuduh tanpa bukti bahwa kompleks rumah sakit digunakan oleh Hamas sebagai pusat komando untuk melancarkan serangan terhadap Israel.

Ini merupakan serangan ketujuh yang menargetkan fasilitas medis di Gaza sejak setahun terakhir, di tengah eskalasi konflik yang terus meningkat. United Nations Independent International Commission of Inquiry (CoI) sebelumnya melaporkan adanya “kebijakan terpadu untuk merusak sistem perawatan kesehatan Gaza” oleh pihak Israel.

Hanya sehari sebelumnya, pada Minggu (13/10/2024), serangan juga menghantam Sekolah Al Mufti di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza Tengah, yang mengakibatkan 22 warga sipil Palestina tewas, termasuk 15 anak-anak dan seorang wanita, serta melukai 80 lainnya.

Kantor Media Gaza menegaskan bahwa Israel dengan sengaja menyerang fasilitas sipil seperti sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah, yang mereka ketahui menjadi lokasi pengungsian ribuan warga sipil dan bukan zona pertempuran.

Sejak eskalasi dimulai pada 7 Oktober tahun lalu, lebih dari 42.200 orang, termasuk wanita dan anak-anak, telah dilaporkan tewas, dengan sekitar 98.400 orang lainnya mengalami luka-luka.

Add comment

Submit