Muslimahdaily - Perusahaan kontraktor militer swasta asal Amerika Serikat (AS), Safe Reach Solutions (SRS), dikabarkan akan mengawasi distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza atas nama Israel. Laporan ini muncul setelah lowongan pekerjaan dari perusahaan tersebut aktif di platform LinkedIn, yang dibagikan oleh pejabat AS saat ini dan sebelumnya kepada Middle East Eye (MEE).
SRS secara aktif mencari "Petugas Penghubung Kemanusiaan" yang, menurut deskripsi pekerjaan, akan "berfungsi sebagai penghubung penting antara tim operasional kami dan komunitas kemanusiaan yang lebih luas." Posisi ini tampaknya berfokus pada analisis, dengan tugas yang meliputi "memberikan saran tentang praktik terbaik untuk terlibat dengan populasi yang terkena dampak, otoritas lokal, dan organisasi berbasis masyarakat sambil memantau perkembangan yang dapat memengaruhi postur operasional."
Selain itu, SRS juga sempat menawarkan posisi "Wakil/Manajer Tim" yang telah ditutup sepekan lalu. Jabatan ini dirancang untuk mendukung "manajemen, perencanaan, dan pelaksanaan misi sehari-hari," dengan persyaratan pengalaman lapangan di Timur Tengah, terutama di daerah yang terkena dampak konflik atau pascakrisis.
Langkah SRS merekrut personel untuk operasi distribusi bantuan di Gaza ini terjadi di tengah memburuknya krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. Sebelumnya, Pemerintah Israel dikritik atas kesulitan dan hambatan yang dihadapi dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang menyebabkan kelaparan dan kekurangan pasokan vital.
Keterlibatan perusahaan kontraktor militer swasta dalam urusan distribusi bantuan kemanusiaan menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran dari berbagai pihak, termasuk organisasi kemanusiaan internasional. Pertanyaan seputar netralitas, keamanan, dan efektivitas distribusi bantuan yang dikelola oleh entitas semacam itu menjadi sorotan. Terlebih, Ironisnya, SRS mencari kandidat dengan pengalaman PBB, padahal rencana ini berupaya mengambil alih peran PBB dalam menyalurkan bantuan di Gaza.
Meskipun demikian, peran SRS ini mengindikasikan adanya pergeseran mekanisme distribusi bantuan di Gaza. Langkah ini kemungkinan besar merupakan respons terhadap tekanan internasional yang terus meningkat untuk meningkatkan aliran bantuan ke wilayah tersebut. Namun, rincian operasional dan bagaimana SRS akan berkoordinasi dengan pihak-pihak lain di lapangan masih menjadi pertanyaan. Situasi ini menambah kompleksitas dalam upaya penanganan krisis kemanusiaan yang terus berlanjut di Gaza.