Muslimahdaily - Aksi super damai 212 dihelat pagi ini, namun para peserta aksi telah membuat masyarakat terharu hingga menitikkan air mata. Bagaimana tidak, mereka mengorbankan banyak hal, dari raga hingga harta demi menuju ibu kota.
Aksi longmarch dilakukan oleh para rombongan asal daerah, terutama dari Jawa Barat. Aksi itu dipelopori para santri dan kyai asal Ciawi yang berangkat berjalan kaki menuju Jakarta. Demi mengikuti aksi super damai, mereka berangkat sejak Senin (28/11) hingga Rabu (31/11) malam tadi baru tiba dan istirahat sejenak di Kota Bandung.
Artinya, mereka telah menempuh sekitar 120 Kilometer jarak Ciamis-Bandung. Bahkan jika naik kendaraan pribadi, butuh 2,5 jam untuk menempuhnya. Namun mereka menyisiri setiap jalan itu dengan kedua kaki!
Itu pun baru setengah perjalanan. Kemarin pagi, Kamis (1/12), rombongan Ciamis tersebut melanjutkan longmarch menuju Jakarta. Lagi-lagi, mereka masih akan menempuh jarak sekitar 150 kilometer jarak Bandung-Jakarta dengan kedua kaki. Jangan heran jika banyak dari mereka yang sandalnya berlubang dan rusak. Tak sedikit pula yang kakinya lecet berdarah-darah.
Telah banyak tawaran bus dari donatur maupun pemprov Jabar. Namun mereka memilih meneruskan jalan kaki. Bukan tanpa alasan, mereka senang dapat bersilaturahim dengan muslimin di sepanjang perjalanan.
Memang benar, di sepanjang perjalanan, rombongan Ciamis selalu disambut masyarakat setempat. Mereka senang dapat saling bertemu dan menyapa. Tak sedikit warga yang memberikan bantuan baik berupa makanan, minuman hingga alas kaki. Pemandangan ini pula mampu membuat haru biru siapapun yang menyaksikan. Video dan foto kekerabatan mereka tersebar bebas di sosial media dan semuanya menunjukkan satu hal, yakni ukhuwah islamiyyah.
Aksi rombongan Ciamis yang menghebohkan itu pula kemudian menginspirasi para peserta aksi lain di berbagai daerah. Rombongan lain dengan tujuan yang sama asal Tasikmalaya, turut serta melakukan long march. Mereka telah menempuh jarak 55 kilometer dari Tasikmalaya dan tiba di Malangbong Garut, pada Selasa (29/11) sore. Rombongan tersebut kemudian bergabung dengan rombongan Ciamis bertolak ke Kota Bandung, kemudian menuju Jakarta.
Kamis pagi pula, rombongan peserta aksi lain melakukan longmarch dibawah gerimis hujan. Mereka berasal dari Kota Bogor dan bertekad ke ibu kota dengan jalan kaki. Meski banyak moda transportasi yang menghubungkan Bogor-Jakarta, mereka memilih longmarch karena ingin merasakan kegigihan yang sama seperti rombongan santri Ciamis. Mereka pun tak gentar menempuh jarak sekitar 54 kilometer meski harus mengenakan jas hujan.
Sementara itu, peserta aksi 212 lain dari luar Jawa mengharuskan mereka mengorbankan harta. Tentu bukan ongkos yang murah untuk melakukan perjalanan antar pulau. Namun mereka tak segan menghabiskan kocek hingga jutaan rupiah demi turut bergabung menyuarakan pembelaan terhadap Al - Qur'an dan Islam.
Muslimin dari Padang, misalnya. Setiap orang menghabiskan dana jutaan hanya untuk biaya transportasi. Bahkan di media Youtube tersebar video yang mengisahkan perjalanan mereka menuju ibu kota dengan menyewa pesawat dari dua maskapai penerbangan swasta.
Hal yang sama dilakukan muslimin asal luar Jawa lain, yakni Balikpapan, Kalimantan. Banyak pengguna sosial media yang menghebohkan dunia maya dengan kabar bahwa peserta asal Balikpapan menyewa 10 pesawat guna menuju ibu kota. Di kabar lain, mereka mengeluarkan dana Rp 2 juta per kepala untuk biaya transportasi saja dan belum total akomodasi yang diperlukan.
Masih banyak kisah mengharukan lain yang mengabarkan perjalanan para peserta aksi 212. Mereka datang dari berbagai wilayah tanah air. Mereka merelakan waktu bekerja, belajar ataupun aktivitas lain demi turut serta dalam aksi super damai hari ini.
Mereka pula mengorbankan tenaga bahkan sebelum aksi dimulai. Belum lagi korban harta yang juga dengan rela hati mereka sisihkan. Semua pengorbanan tersebut hanya demi membela kitabullah.