Muslimahdaily - Aksi 212 yang berlangsung Jumat kemarin dihadiri jutaan massa dari berbagai daerah. Mereka melaksanakan ibadah dzikir, doa, dan shalat Jumat bersama di area Monumen Nasional (Monas), Patung Kuda, hingga bunderan HI. Walau ditemani dengan rintikan hujan, para peserta aksi super damai ini tak bergeming dan tetap khusyu melaksanakan ibadah shalat Jumat.
Hujan membasahi para peserta di tengah-tengah Aksi Bela Islam jilid 3 di sekitaran Monas. Hujan yang turun sejak pukul 11.00 ini berlangsung cukup lama. Salah seorang peserta yang hadir menganggap hujan seolah-olah ingin mendinginkan dan memberikan ketenangan hati jutaan peserta yang hadir.
“Kira-kira hujan turun jam 11.00 sebelum adzan berkumandang. Hujan berlangsung cukup lama, bahkan sampai selesai para peserta aksi masih hujan rintik-rintik seolah-olah ingin mendinginkan dan memberikan ketenangan hati jutaan peserta yang hadir,” kata Ahmad saat diwawancarai Muslimahdaily.
Walau hujan, para peserta tak merasa terganggu dan tetap melaksanakan ibadahnya. Tidak ada gerakan yang terburu-buru. Shalat dilaksanakan dengan sempurna. Tak sedikit pula jamaah yang shalat mengenakan jas hujan.
“Saat hujan turun peserta aksi tetap tenang, bahkan tidak bergeming sedikitpun, mereka tetap khusyuk mulai dari mendengarkan khutbah sampai shalat Jumat. Ketika mulai shalat Jumat, hati orang beriman pasti akan bergetar dengan kondisi yang luar biasa ini, jutaan massa shalat berjama'ah, menyempurnakan rukuk dan sujudnya tidak ada gerakan yang terburu, seolah - olah hujan yang turun sedang mencuci habis dosa-dosa para jama’ah,” ujarnya.
Bahkan disaat melasanakan shalat, banyak jamaah yang menangis. Mereka menangis karena hujan yang menambah khidmat ibadah shalat Jumat dengan jama’ah terbanyak di Indonesia kali ini.
“Saat rakaat kedua, imam membaca doa qunut sekitar 10 menit, doa yang menyentuh dan ditengah guyuran hujan membuat suasana sangat khidmat, banyak peserta aksi yang menangis,” sambungnya.
Menurut Ahmad hujan tersebut juga sebagai hadiah mana kala jutaan massa yang berkumpul saat itu akan merasa kepanasan tanpa adanya hujan.
“Ditengah massa yang begitu besar bila Allah tidak menurunkan hujan saya yakin akan sangat tersiksa Karena kepanasan, jadi hujan kemarin adalah hadiah dari Allah bagi para pembela islam,” lanjutnya.
Dengan demikian, peristiwa 212 ini menjadi sejarah Indonesia bahwa pernah terjadi aksi demonstrasi dengan peserta jutaan orang yang berjalan dengan damai, tanpa meninggalkan sampah, dan merusak fasilitas negara.