Muslimahdaily - Menanggapi fitnah yang terus bergulir membawa namanya, Habib Rizieq Syihab menantang mubahalah yang dipublikasikan oleh para anggota FPI. Habieb bermubahalah dengan sebuah doa meminta laknat Allah diberikan kepada siapa saja yang berbuat dzalim terhadapnya.

Mubahalah Habieb Rizieq viral di media sosial sejak sebuah akun facebook MS FPI Banten mengunggah pernyataan dan doa Habieb tersebut. Isinya menegaskan bahwa imam FPI tersebut tak pernah melakukan maksiat sepanjang hidupnya. Ia kemudian menyatakan siap dilaknat Allah bila berdusta. Sebaliknya, jika ia benar, maka laknat Allah akan menimpa orang-orang yang memfitnahnya.

"Demi Allah, Alhamdulillah, sejak saya memasuki usia taklif hingga saat ini, saya tidak pernah mencuri, merampas, merampok, membunuh, berjudi, menenggak miras, sodomi atau pun berzina. Jika saya berdusta maka laknat Allah SWT atas diri saya. Dan jika saya benar, maka mereka yang memfitnah saya dan tidak bertaubat akan dilaknat oleh Allah SWT di Dunia dan Akhirat," demikian mubahalah Habib, dikutip dari akun fb MS FPI Banten.

Melengkapi pernyataan Habib Rizieq, akun facebook tersebut juga menulis, "Kami yakin mubahalah itu benar. Wahai Orang-orang durjana pembuat dan penebar fitnah keji, selamat menikmati laknat dan adzab Allah SWT dengan sebab perbuatan keji kalian. Allahu Akbar Wa Lillahilhamd."

Sebagaimana diketahui, Habib Rizieq diisukan melakukan percakapan mesum dengan wanita bernama Firza Husein melalui WhatsApp. Rekaman percakapan keduanya disebar melalui situs konten porno beralamat baladacintarizieq[dot]com. Tak hanya rekaman dan chat, terdapat pula foto yang menampilkan keduanya.

Saat berada di Mapolda Metro Jaya, Habib Rizieq sudah mengklarifikasi kepada media bahwa semua isu itu adalah fitnah. Pihak Firza pula telah membantah isu tersebut melalui kuasa hukumnya. "Sekali lagi saya katakan, itu semua adalah fitnah," ujar Habib Riziew dilansir Detik. 

Adapun Mubahalah merupakan melaknat atau mendoakan agar Allah melaknat seseorang yang berdusta atau berbuat dzalim. Hal ini biasanya dilakukan saat dua pihak berselisih dan tidak menemukan titik temu permasalahan. Maka mubahalah dilakukan kedua pihak untuk membuktikan siapa yang berdusta atau berbuat zalim di antara keduanya.

Rasulullah pernah melakukan mubahalah dengan orang Nasrani dari Najran ketika mereka tak menerima kebenaran tentang Nabi Isa. Hal ini disampaikan dalam ayat Al-Qur’an. 

Allah berfirman, “Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. (QS. Ali Imran: 61).