Muslimahdaily - Fitnah mencekam muslimin begitu masif, dari kasus penistaan Al-Qur'an hingga kriminalisasi ulama. Namun umat masih menunjukkan persatuan meski badai fitnah melanda layaknya arus Tsunami. "Hari Surat Al Maidah", demikian sebutan yang pas untuk acara dzikir dan tausiyah nasional 112.
Menerapkan surat Al Maidah menjadi tujuan acara akbar hari Sabtu (11/2) kemarin. Ulama dari berbagai ormas Islam hadir memberikan tausiyah kepada muslimin yang memadati Masjid Istiqlal hingga meluber ke jalanan. Hasilnya, semangat Al Maidah yang muncul sejak akhir tahun lalu masih membara di hati muslimin.
Beragam fitnah ternyata tak menyurutkan semangat tersebut. Gema takbir dan shalawat bergemuruh di setiap pendengaran. Acapkali ulama menyulutkan semangat, muslimin yang hadir mengepalkan tangan ke atas bebarengan teriakan "Allahu akbar!"
Semangat itu datang demi tujuan menerapkan Surat Al Maidah. Sebagaimana yang disampaikan Sekjen Forum Umat Islam (FUI), Muhammad Al Khaththath kepada Republika bahwa penerapan Surat Al maidah yakni wajib memilih pemimpin muslim dan haram memilih pemimpin kafir.
Selain itu, semangat pula datang kembali agar kasus penistaan Al-Qur'an dapat diusut tuntas serta menolak segala upaya kriminalisasi terhadap ulama. "Tujuan aksi (112) yakni menolak penodaan Alquran, tolak kriminalisasi ulama, dan wajib memilih pemimpin muslim," tutur Al Khaththath, dilansir Detik.
Yang menyulut semangat mereka bukan lain para ulama yang berbicara di depan mimbar. Tausiyah mereka seakan pelecut semangat yang membara. Berikut beberapa tausiyah penyulut api semangat tersebut.
Dimulai dengan tausiyah ulama yang juga Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nurwahid. Ia menyampaikan sebuah kisah teladan dari mahaguru NU, Hasyim Asy'ari dalam mempertahankan kemerdekaan RI.
"Kita masih ingat bagaimana Kyai Hasyim Ashari ketika beliau melihat negeri ini akan dijajah kembali, maka beliau tanpa melihat apa pun, mengumpulkan para ulama dan membuat resolusi jihad untuk melawan Belanda. Pada 22 Oktober 1946," ujarnya, dikutip dari Republika.
Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Ahmad Sobri Lubis pula menyemangati muslimin agar tak khawatir keberpihakan manusia. Pasalnya keberpihakan Allah akan selalu menang. "Jika Allah sudah berpihak kepada umat, yakinlah, tidak akan ada yang mampu menglahkan kita," tuturnya.
Hadir pula ulama senior Muhammadiyah, KH. Amien Rais dan turut memberikan tausiyah penyulut semangat. Ditranskrip tausiyah beliau dalam web sapaislam, mantan Ketua MPR tersebut mengajak muslimin untuk beristighfar. "Saya hanya mengajak perbanyak istigfar Dengan istigfar allah akan menambah kekuatan," katanya.
Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, Ustadz Bachtiar Nasir kemudian memaparkan perihal revolusi. Ustadz menjelaskan bahwa revolusi pertama yang harus dilakukan adalah istiqamah diatas syahadat. Lalu termasuk revolusi pula berjuang atas nama Allah dalam menjaga NKRI.
"Revolusi paling penting adalah revolusi akhlakul karimah. InsyaAllah setelah ini umat islam yang selama ini dikatakan anti pancasila, NKRI, kebinekaan, Wa allahi jika kita melaksanakan akhalakul karima, maka umat islam yang akan mengharumkan nama indonesia ke tingkat internasional," ujarnya dikutip sapaislam.com.
Sebagai pamungkas, tausiyah diisi Habib Rizieq Shihab. "Umat islam jangan dijadikan lawan tapi dijadikan kawan. Siap bergandeng tangan, siap berdialog. Ada gerakkan yang ingin memecah sehingga di pandangan pemerinrah umat islam adalah lawan. Semangat jihad kita tetap kita jaga, revolusi akhlak, jihad konstitusional," pungkasnya.