Muslimahdaily - Salah satu keistimewaan yang diberikan Allah kepada Nabi Sulaiman yakni memiliki pasukan dari kalangan jin. Mereka para jin bekerja untuk sang rasul dan tunduk padanya.
Jin, syaitan juga termasuk ifrit diperintahkan tunduk dan taat pada Nabi Sulaiman. Mereka bekerja membuat istana untuk Nabi Sulaiman. Mereka juga membuat gedung-gedung tinggi, periuk dan piring raksasa, hingga menyelam untuk mengambil mutiara dari dasar laut.
Para jin mau tak mau harus bekerja setiap hari setiap waktu pada Nabi Sulaiman. Mereka diwajibkan memenuhi segala keinginan sang nabi. Jika membangkang, maka Allah akan menurunkan azab yang teramat keras pada mereka.
Hingga suatu masa, Nabi Sulaiman terus berada dalam mihrabnya. Beliau ‘Alaihissalam bersandar pada tongkatnya selama beberapa hari. Acap kali jin mencari keberadaan Sulaiman, sang nabi selalu berada di sana dan bersandar pada tongkatnya. Maka para jin pun terus bekerja menyelesaikan tugas dari utusan Allah.
Nabi Sulaiman memiliki kebiasaan itikaf di mihrab Baitul Maqdis. Beliau biasa menetap di sana selama setahun atau dua tahun. Suatu hari, saat beliau masuk ke dalam masjid, ada sebuah tanaman tumbuh di dalam mihrabnya. Nabi Sulaiman pun bertanya pada tanaman itu, “Tumbuhan apakah kamu ini?”
Tanaman itu pun menyebut jenis tertentu dari tetumbuhan. Nabi Sulaiman pun bertanya kembali, “Untuk apa kau diciptakan?” Tumbuhan itu menimpali, “Untuk meruntuhkan masjidmu ini,” jawabnya. Kagetlah nabi Sulaiman, “Tidak mungkin Allah hendak meruntuhkannya sementara aku masih hidup. Berarti kau adalah tanda kematianku dan tanda runtuhnya Baitul Maqdis,” ujar sang nabi.
Nabi Sulaiman pun kemudian memindahkan tanaman tersebut ke dekat dinding. Beliau lalu berdoa, “Ya Allah, butakan mata jin agar tak tahu tentang kematianku, sehingga manusia menyadari bahwa para jin sama sekali tak tahu menahu perkara gaib.”
Allah mengabulkan doa Nabi Sulaiman. Malaikat maut mencabut nyawa sang nabi ketika beliau tengah shalat di dalam mihrabnya. Ruh Nabi Sulaiman dicabut saat posisi beliau dalam keadaan berdiri. Maka ketika sang nabi wafat, tubuhnya tersanggah tongkat dan terus berdiri.
Tak ada yang mengetahui kematian sang nabi, termasuk para jin. Acap kali jin mengintip ke dalam mihrab, mereka mendapati Nabi Sulaiman berdiri dan mengira beliau masih hidup. Setiap kali mengintip kembali, Nabi Sulaiman terus berdiri. Para jin tak merasa aneh karena memang Nabi Sulaiman terbiasa beribadah berlama-lama dan terbiasa itikaf di dalam mihrab selama bertahun-tahun.
Maka selama itu pula para jin mengira sang nabi masih hidup dan mereka terus saja mengerjakan pekerjaan berat yang diperintahkan sang utusan Allah. Mereka tak mengetahui kematian Nabi Sulaiman karena mereka tak mengetahui perkara ghaib.
Hingga kemudian Allah mengirimkan rayap untuk memakan tongkat Nabi Sulaiman. Saat tongkat itu telah rapuh akibat rayap, jasad Nabi Sulaiman tersungkur dan barulah orang-orang dan para jin mengetahui bahwa selama ini, ternyata sang nabi telah wafat.
Terbuktilah bahwa para jin itu bodoh dalam perkara ghaib. Seandainya mereka tahu perkara gaib, maka pastilah mereka tahu bahwa Nabi Sulaiman telah wafat dan segera pergi meninggalkan pekerjaan berat yang terus membelenggu mereka.
Umat Nabi Sulaiman pun menyadari bahwa selama ini kabar bahwa jin mengetahui hal ghaib adalah dusta belaka. Para jin dahulu selalu menyombongkan diri bahwa mereka memahami perkara ghaib. Namun setelah kejadian ajaib dari kematian Nabi Sulaiman, teranglah sudah bahwa jin sebetulnya sangat bodoh akan hal ghaib. Mereka tak tahu menahu hal ghaib dan hanya Allah lah yang mengetahuinya.
Allah berfirman, “Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS. Saba: 12-14)