Muslimahdaily - Nabi Yusuf yang dilempar saudara-saudaranya ke sumur, hidup dan tumbuh besar sebagai seorang budak. Namun ketampanannya tak pernah sirna meski dilanda kesulitan sejak kecil. Kebaikan hatinya pun makin berkarisma begitu menginjak usia dewasa.
Al-Qur’an menggambarkan kondisi Nabi Yusuf dewasa dalam firman-Nya, “Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Yusuf: 22).
Nabi Yusuf sangat menawan dan dianugerahi kebijaksanaan serta ilmu. Beliau pula ahli dalam berkata-kata hingga seseorang yang mendengarnya berbicara, akan langsung jatuh hati kepadanya. Secara keseluruhan, kepribadian Nabi Yusuf amat sangat memikat hati.
Pun dengan tuannya, seorang perdana menteri Mesir yang membeli Yusuf saat dijual sebagai budak. Ia melihat Yusuf membawa keberkahan bagi hidupnya. Akhlak Yusuf sangat baik dan tak pernah berdusta. Karenanya, ia memperlakukan Yusuf dengan sangat baik bagai anak kandungnya sendiri.
Namun hidup tak pernah lekang dari ujian, dan ujian Allah yang terberat pastilah dialami para nabi dan rasul. Begitu pun Nabi Yusuf. Kerupawanannya ternyata membawa ujian hidup yang berat. Istri sang perdana menteri bernama Zulaikha jatuh hati pada Yusuf. Ia terus saja mengawasi Yusuf dari hari ke hari.
Zulaikha adalah wanita yang sangat cantik dan berpendidikan. Karenannya lah ia diperistri perdana menteri. Bahkan meski Zulaikha tak memiliki anak sekalipun, sang perdana menteri tak menikah lagi. Perdana menteri sangatlah mencintai Zulaikha.
Namun ternyata hati Zulaikha berkata beda. Ia jatuh cinta pada pria lain yang bukan mahramnya. Namun apa daya, Zulaikha tak mampu memendam perasaannya. Ia tak kuasa atas gejolak hatinya yang menggebu hingga membuatnya tak bisa tidur setiap malam. Ia benar-benar jatuh cinta pada Yusuf. Cintanya itu pun membutakan dirinya hingga berniat melakukan perbuatan keji.
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata, "Marilah ke sini." Yusuf berkata, "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.” (QS. Yusuf: 23).
Nabi Yusuf tentu memiliki hasrat sebagaimana pemuda pada umumnya. Apalagi Zaulaikha terus merayunya padahal Zulaikha merupakan wanita yang amat sangat jelita. Tak ada seorang pemuda pun yang tak tergoda melihatnya. Pun Nabi Yusuf, bahkan disebutkan beliau 'Alaihissalam memiliki perasaan cinta pula pada Zulaikha. Namun Nabi Yusuf memiliki keimanan kepada Allah. Beliau pun selamat dari rayuan maut Zulaikha.
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andai kata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS. Yusuf: 24).
Yusuf menolaknya dan segera berlari meninggalkan Zulaikha. Namun wanita itu terus mengejarnya. Ia memegangi pakaian Nabi Yusuf dari belakang agar tak kabur. Ia marah karena Yusuf menolaknya. Namun Nabi Yusuf bersikeras pergi hingga robeklah pakaiannya dan membuka punggungnya.
Begitu Nabi Yusuf membuka pintu, tuannya ada di sana. Ia memergoki Yusuf dan Zulaekha keluar dari kamar. Melihat suaminya, Zulaekha yang tadinya marah pada Yusuf tiba-tiba menurunkan nada suaranya. Ia berpura-pura menjadi korban perkosaan.
“Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata, "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?" (QS. Yusuf: 25).
Nabi Yusuf pun membela diri, "Dia menggodaku untuk menundukkan diriku padanya.” Sang perdana menteri tak mampu memutuskan siapa yang berdusta, istri tercintanya Zulaekha ataukah budak yang sudah seperti anaknya Yusuf.
Lalu seorang saksi dari keluarga Zulaekha pun berkata, “Jika baju gamis Yusuf koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Namun jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang berdusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar."
Suami Zulaikha pun melihat jelas bahwa pakaian Nabi Yusuf robek di bagian belakang. Terbuktilah bahwa istrinya telah berdusta dan berbuat senonoh dengan menggoda Yusuf. Ia pun arah pada istrinya, "Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar. Mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah.”
Karena malu jika berita itu tersebar, si perdana menteri meminta Yusuf merahasiakan peristiwa tersebut. Ia berkata pada Yusuf, “Wahai Yusuf, berpalinglah dari ini.”
Namun ternyata berita itu tersebar dengan cepat. Para pembantu di rumah perdana menteri sangat banyak hingga tak mungkin menyembunyikan insiden Zulaekha dari publik. Maka tersebarlah kejelekan Zulaekha di tengah masyarakat.
“Dan wanita-wanita di kota berkata, isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata."
Zulaekha geram menjadi bahan gosip masyarakat. Ia pun kemudian mengundang wanita-wanita yang mengejeknya untuk jamuan makan di rumahnya. Saat peralatan makan sudah siap di hadapan para wanita, Zulaekha meminta Yusuf menghadirkan hidangan. Begitu melihat ketampanan Yusuf, para wanita begitu terpesona hingga mengiris jari-jari tangan mereka sendiri dengan pisau di meja makan.
Nabi Yusuf tak tahan dengan perilaku rendah Zulaekha dan kawan-kawannya. Ia harus menghadapi godaan demi godaan wanita. Beliau pun berdoa kepada Allah, "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh." Do’a Nabi Yusuf terijabah, beliau pun akhirnya dipenjara.
Akhir kisah Nabi Yusuf diketahui dalam Al-Qur’an bahwa beliau akhirnya keluar dari penjara dan menjadi pemimpin di Mesir. Beliau lalu bertemu kembali dengan ayahnya, Nabi Ya’qub dan saudara-saudaranya. Namun bagaimana akhir kisah cinta Nabi Yusuf dan Zulaekha tak disebutkan dalam kitabullah.
Dalam Stories of The Prophets karya Ibnu Katsir, disebutkan ada legenda yang mengatakan bahwa Zulaekha akhirnya menikah dengan Yusuf setelah suaminya meninggal. Zulaekha menikah dengan nabiyullah dalam kondisi masih gadis karena suaminya sudah tua dan tak pernah menyentuhnya.
Dalam legenda lain, Zulaekha kehilangan penglihatannya karena selalu menangisi cintanya pada Yusuf. Ia memilih meninggalkan rumahnya yang bak istana dan menjadi keluyuran di jalanan kota seperti orang gila. Wallahu a’lam, itu hanyalah legenda. Allah pula memiliki hikmah dengan tidak menceritakan akhir kisah Zulaekha di dalam Al-Qur’an.