Muslimahdaily - Sudah berhari-hari Rasulullah tak makan sesuatu apapun. Namun beliau tak mengeluh dan menjalankan aktivitas seperti biasa. Hingga hari berlalu dan Rasulullah tetap tak mendapati makanan. Setelah sekian hari lamanya, Rasulullah pun merasakan lapar yang teramat sangat hingga tak bisa ditahan lagi.
Begitu rasa laparnya memuncak, saat itulah Rasulullah mendatangi rumah-rumah istrinya. Nabiyullah mendatangi rumah ‘Aisyah, namun tak ada makanan di sisinya. Beliau pergi ke rumah Shafiyyah, hasilnya sama, tak ada makanan apa pun di sana. Begitu seterusnya seluruh Ummul Mukminin tak memiliki makanan untuk disantap Rasulullah.
Akhirnya, Rasulullah pun memutuskan untuk pergi ke rumah putrinya, Fathimah binti Rasulullah. Bertemu sang putri tercinta, Rasulullah mengungkap kondisinya yang lapar. “Putriku, apa kau memiliki sesuatu yang bisa kumakan? Sesungguhnya aku merasa lapar.”
Fatimah merasa bersedih, ia tahu ayahnya pastilah menahan lapar selama berhari-hari. Fathimah makin sedih ketika ia tak menemukan bahan makanan apapun di rumahnya. Ia pun berkata pada Rasulullah dengan sangat berduka bahwa ia tak memiliki makanan.
Tak lama kemudian, Rasulullah pun kemudian meninggalkan rumah Fathimah. Begitu Rasulullah pergi, Fathimah ternyata mendapat kiriman makanan dari tetangganya. Ia mendapat dua potong roti dan sepotong daging. Fathimah pun merasa senang mendapatkannya karena berniat memberikannya untuk Rasulullah.
Ditaruhnya makanan itu ke dalam wadah mangkuk lalu menutupnya. Fathimah pun berkata, “Demi Allah, sungguh, aku akan mendahulukan makanan ini untuk Rasulullah sebelum diriku dan orang-orang yang ada di sisiku.”
Padahal saat itu seakan musim paceklik hingga Fathimah dan keluarganya, yakni Ali dan anak-anaknya, juga merasakan lapar. Namun ia mendahulukan ayahnya dan merahasiakan makanan yang didapatkannya dari keluarganya sendiri. Segera, Fathimah mengutus dua putranya, yakni Hasan dan Husain untuk mengirimkan mangkuk berisi makanan tersebut kepada Rasulullah.
Namun bukannya memakan roti dan daging yang sedikit itu, Rasulullah justru kembali ke rumah putrinya dengan membawa mangkuk tersebut. Fathimah pun merasa heran seraya berkata, “Demi Allah, Allah sudah mendatangkan sesuatu, lalu saya menyembunyikannya untuk Ayahanda, (tetapi Ayah justru datang membawanya kembali).”
Rasulullah pun berkata lembut, “Kemarilah, putriku.” Rasulullah meminta Fathimah mendekat untuk mengecek isi mangkuk yang dikirimkannya.
Fathimah pun membuka tutup mangkuk tersebut dan sangat terkejut melihatnya. Sebelumnya mangkuk itu hanya berisi dua potong roti kecil dan sepotong daging yang sedikit. Namun saat Rasulullah membawanya kembali, mangkuk itu berisi penuh roti dan daging. Saking terkejutnya, Fathimah terdiam dan tercengang.
Barulah ia kemudian menyadari ada berkah dari Allah dari makanan tersebut untuk Rasulullah. Ia pun segera memuji Allah dan bershalawat pada ayahanda Rasulullah. Melihat putrinya sangat kegirangan dan bersyukur, Rasulullah pun bertanya, “Dari mana makanan ini, putriku?”
Fathimah kemudian teringat kisah Maryam ibunda Nabi Isa yang mendapat buah-buahan di dalam mihrabnya secara ajaib dari sisi Allah. Sang putri Rasulullah pun memberikan jawaban yang sama sebagaimana Maryam, “Makanan itu dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”
Rasulullah tersenyum mendengar jawaban Fathimah. Beliau pun bersabda, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanmu, Putriku, seperti wanita pemimpin para wanita Bani Israil (yakni Maryam binti Imran). Setiap kali Allah memberinya sesuatu dan ia ditanya tentang rezeki itu, ia selalu menjawab, “Itu dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”
Rasulullah kemudian meminta Fathimah mengumpulkan keluarganya. Dipanggil lah suami Fathimah, Ali bin Abi Thalib, serta memanggil dua putranya Hasan dan Husain. Diundang pula para tetangga Fathimah. Semuanya pun merasa kenyang degan rezeki yang Allah berikan tersebut.
Kisah keberkahan makanan Fathimah binti Rasulullah tersebut dikabarkan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Ya’la dari shahabat Jabir bin Abdillah. Sungguh Allah Maha Pemurah, memberikan rezeki dan keberkahan kepada para hamba-Nya yang shalih dan shalihah.