Mencontoh Akhlakul Karimah dari Guru Terbaik di Muka Bumi, Nabi Muhammad

Muslimahdaily - Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru. Ia mengabdikan diri sepenuh hati untuk mendidik, mengarahkan, dan mengajarkan suatu ilmu kepada muridnya. Tak hanya sebagai seorang pendidik, segala akhlak dan perilaku seorang guru juga menjadi teladan bagi muridnya.

Dalam Islam, sosok Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wa sallam dijadikan suri tauladan bagi pengikutnya. Beliau adalah seorang pria yang buta huruf, Allah memilihnya untuk menjadi utusan terakhir sekaligus menjadi guru yang sempurna bagi umat Islam.

Beliau membacakan dan menyampaikan pesan yang terdapat dalam Kitab Suci Al Qur'an kepada seluruh umat manusia. Bukan guru biasa, Beliau melebihi kata luar biasa. Jiwa kepemimpinan yang adil, membuatnya dijadikan guru terbaik di muka bumi.

Melansir dari About Islam, berikut akhlak Nabi Muhammad sebagai guru terbaik yang pernah ada di muka bumi bahkan terkenang hingga saat ini:

Tidak pernah meninggalkan muridnya

Nabi Muhammad tidak pernah membuat perbedaan antara muridnya berdasarkan tingkat kecerdasan yang mereka miliki. Beliau juga tidak pernah berusaha untuk mengecualikan atau mengusir siapa pun dari agama Islam. Dalam suatu hadis, Nabi Muhammad bersabda:

“Demi Allah! Jika Dia bisa membimbing Kamu seorang pria lajang ke Islam, itu akan lebih baik bagi kamu daripada unta merah.” (HR Bukhari).

Pembicara yang baik

Mungkin saat duduk dibangku sekolah, kerap kali kita menemukan guru dengan gaya bicara yang begitu cepat saat mengajar, sehingga apa yang dikatakannya terdengar tidak jelas dan kita tidak memahami pelajaran tersebut.

Metode pembelajaran yang kerap dilakukan oleh Nabi Muhammad ialah tidak terburu-buru saat memberikan materi pelajaran. Sebagaimana sebuah hadis mengatakan, Aisha Radiallahu ‘anhu bersabda:

“Dia (Muhammad)…berbicara sedemikian rupa sehingga jika seseorang menghitung kata-katanya, mereka dapat dihitung.” (HR Bukhari).

Para sahabat juga mengatakan demikian, Nabi Muhammad akan mengulangi kata-katanya tiga kali. Kata-kata yang diucapkannya dan pelajaran yang disampaikan tidak ambigu. Sehingga membantu muridnya unggul dalam menyempurnakan iman mereka.

Hidup dengan sikap teladan  

Sebagai suri tauladan bagi umat Islam, dalam kesehariannya Beliau mempraktikkan apa yang dia khotbahkan. Hal tersebut memudahkan para sahabat dan pengikutnya untuk melihat bagaimana mereka menjalani hidup sesuai dengan Al Qur'an dan as-Sunnah.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

 

Laqad kāna lakum fī rasụlillāhi uswatun ḥasanatul limang kāna yarjullāha wal-yaumal-ākhira wa żakarallāha kaṡīrā

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”


Sabar dalam menghadapi kesulitan

Nabi Muhammad disambut dengan rasa kebencian yang luar biasa ketika ia mulai mengajarkan pesan Islam pada awal ia diangkat sebagai Nabi. Di Mekkah, ia menghabiskan waktu berdakwah selama 13 tahun, berupaya mengajari mereka yang salah arah tentang pesan Al Qur'an.

Sebagai guru terbaik di muka bumi, Nabi Muhammad lewat tekad kuat nya dapat menjadi pemersatu umat Islam di dunia dan menjadi sosok yang paling dicintai oleh umat Muslim.

Add comment

Submit