Muslimahdaily - Di bawah kepemimpinan Nabi, banyak wilayah yang ditaklukan. Harta ghanimah mengalir di tangan kaum muslimin setelah berhasil memenangkan pertempuran dan penaklukan berbagai wilayah. Meski demikian, kehidupan Nabi dan keluarganya sangat sederhana, jauh dari kemewahan, dan menjalani hidup penuh keprihatinan.
Tidur dengan perut kosong
Ibnu Abbas menceritakan bahwa Nabi pernah tidur malam berturut-turut dengan perut kosong dan keluarganya tak memiliki makan malam. Roti mereka yang paling banyak adalah roti gandum.
Diriwatkan dari Anas bahwa Fatimah pernah datang kepada Rasulullah dengan membawa sepotong roti. Kemudian Rasulullah bertanya, “Sepotong apa ini?” Fatimah menjawab, “Sepotong roti. Hati Ananda tidak enak sebelum membawa sepotong roti ini kepada Ayahanda.”
Maka Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya inilah makanan pertama yang masuk ke mulut ayahmu semenjak tiga hari ini.”
Dari Abdurrahman bin al-Asad, dari al-Asad bahwa Aisyah berkata, “Rasulullah dan keluarga beliau tidak pernah kenyang dengan makan roti gandum selama tiga kali berturut-turut hingga beliau wafat. Tidak pernah diangkat dari meja makan beliau sisa-sisa potongan roti hingga beliau wafat.”
Abu Hurairah berkata “Bulan purnama telah menampakkan sinarnya pada keluarga Nabi, lalu lewat bulan purnama lagi, dan keluarga itu sama sekali tidak menyalakan tungku api di rumahnya, tidak memasak roti dan makanan. Para sahabat bertanya, ‘Lalu bagaimana mereka bertahan hidup, Abu Hurairah?’ Ku katakan bahwa mereka hanya makan air dan kurma.
Namun Nabi mempunyai tetangga dari kaum Anshar yang dianugerahi Allah beberapa ekor kambing perah. Mereka sering mengantarkan air susu untuk Nabi.
Abu Nadhir meriwayatkan bahwa dia pernah mendengar Aisyah berkata, “Suatu hari saat aku dudik bersama Nabi di rumah, keluarga Abu Bakar mengirimi kami sop kaki kambing. Aku bersama Nabi tidak memakannya karena keadaan rumah kami sedang gelap.”
Dalam riwayat lain ditambahkan: lalu orang bertanya, “Hai Ummul Mukminin! Apakah ketika itu ada lampu?” Aisyah menjawab, “Jika kami ada minyak ketika itu, tentu kami akan memakannya.”
Dari al-Nukman bin Basyir bahwa Umar bin al-Khattab berkata, “Suatu hari aku pernah melihat Rasulullah membungkuk karena kelaparan. Beliau tidak mendapatkan kurma (yang telah rusak) yang dapat di masukkan ke perutnya.”
Sehelai baju Sang Rasul
Dari Asma bin Yazid bahwa Nabi wafat meniggalkan baju besi yang masih digadaikan kepada orang Yahudi sebesar satu wasaq gandum.
Sebuah riwayat menyatakan bahwa Nabi shalat dengan sehelai baju yang ujungnya digunakan pula sebagai alas untuk menahan panas dan dinginnya tanah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah, apakah seorang laki-laki boleh melakukan shalat dengan memakai satu pakaian?” Beliau berkata, “Apakah setiap kalian memiliki dua pakaian?”
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Burdah bahwa Aisyah menunjukkan sehelai pakaian dan sarung yang kasar kepada kami, kemudian dia berkata, “Rasulullah wafat ketika mengenakan dua pakaian ini.”
Tempat tidur beralaskan kulit
Tempat tidur Nabi terbuat dari kulit binatang berisi serat. Aisyah pernah ditanya, “Apakah tempat tidur Rasulullah di dalam rumahmu?” Aisyah menjawab, “Dari kulit yang berisi serat.”
Keterangan lain tentang tempat tidur Nabi bisa ditemukan pada riwayat Umrah binti Abdurrahman bahwa Aisyah berkata, “Nabi mengizinkan Umar untuk masuk ke rumahnya, sementara Nabi berbaring di atas tikar. Tikar itu telah menimbulkan bekas pada tubuh Nabi. Kepala beliau berbantalkan kulit yang berisi serat. Di atas kepala beliau ada selembar kulit yang sudah disamak tergantung di dinding.
Aisyah meriwayatkan bahwa suatu hari seorang perempuan dari kaum Anshar datang bertamu ke rumahnya dan melihat tempat tidur Rasulullah hanya terbuat dari kain panjang yang dilipat menjadi dua agar terlihat tebal.
Kemudian si perempuan ini pulang dan mengirimkan kepada Aisyah sebuah tempat tidur empuk berbahan kain wol. Pemberian ini diterima oleh Aisyah. Beberapa saat kemudian, Rasulullah pulang lalu menanyakan perihal tempat tidur yang ada di rumah beliau. Aisyah menjelaskan, ‘Wahai Rasulullah, tadi ada tamu perempuan Anshar yang masuk ke rumah kemudian melihat tempat tidurmu dan dia mengirimi tempat tidur ini.”
Rasulullah berkata, ‘Wahai Aisyah, kembalikan!” Aisyah berkata, “Aku tidak langsung mengembalikan pemberian itu. Sementara aku masih terheran-heran dengan isi rumah ini, Rasulullah meminta agar tempat tidur tersebut dikembalikan sampai mengulangnya tiga kali, kemudian beliau bersabda,
‘Demi Allah wahai Aisyah. Jika aku mau, Allah bisa mengirimkan kepadaku segunung emas dan perak.’
Sumber: Muhammad Rahmat bagi Wanita, Dr. Samiyah Menisi.