Ketika Nabi Luth Pupus Harapan dan Berdoa Kepada Allah

Muslimahdaily - Nabi Luth adalah salah satu nabi yang diberikan ujian oleh Allah melalui kaumnya yang berperilaku sangat keji. Saat Nabi Luth mengajak kaumnya untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya, melarang mereka untuk melakukan perbuatan yang disebut Allah dalam Al-Quran sebagai perbuatan yang sangat keji, kaum Nabi Luth mengabaikan ajakan beliau dan tak mau beriman kepadanya. Bahkan satu orang pun tak ada.

Mereka tak takut terhadap ancaman dan peringatan yang telah disampaikan oleh Nabi Luth, kaum yang sesat itu tetap tak mau meninggalkan apa yang dilarang kepada mereka. Bahkan, mereka berniat untuk mengusir Nabi Luth dari kota yang mereka tinggali.

Namun, karena kesuciannya, Allah akhirnya memelihara Nabi Luth dan keluarganya kecuali sang istri. Allah sendiri yang pada akhirnya mengeluarkan beliau dan keluarganya dari kota tersebut dan memindahkannya ke tempat yang lebih baik.

Kebiasaan Buruk Kaum Nabi Luth

Selain memiliki kebiasaan yang keji, bercampur dengan sesama jenis, kaum Nabi Luth juga terkenal senang membegal, mengkhianati kawan sejawat dan senang berkumpul di dalam klub untuk bertemu pasangan sesama jenisnya menghabiskan waktu dengan hal-hal yang sia-sia. Bahkan dikatakan bahwa mereka di tempat itu saling , buang angin busuk atau kentut di hadapan masing-masing tanpa rasa malu.

Mereka benar-benar seperi binatang, bahkan lebih parah darinya. Mereka tak mau melepaskan kebiasaan buruk di masa lalu dan tak peduli dengan apa yang akan datang di masa depan. Mereka juga tak menyesali. Bahkan mereka malah meminta adzab Allah didatangkan segera dengan mengatakan ,”Datangkanlah kepada kami adzab Allah, jika engkau termasuk orang-orang yang benar.”

Saat Nabi Luth Pupus Harapan

Setelah sekian lama Nabi Luth berdakwah, namun kaumnya tak juga mau beriman dan mendengar perintahnya. Mereka bahkan menentang Allah untuk segera menurunkan adzab-Nya. Maka, Nabi Luth pun memanjatkan doa kepada Allah untuk menolongnya dari kaum yang tercela itu.

Mendengar keluhan dari Nabi yang diutus oleh-Nya, maka Allah segera menjawab doa itu dan mengabulkan permintannya. Allah mengutus makhluk-makhluk-Nya yang suci, para malaikat yang perkasa, untuk menemui Nabi Luth.

Petemuan Malaikat dengan Nabi Ibrahim Sebelum Turun Azab

Sebelum mengunjungi Nabi Luth, Allah memerintahkan malaikat untuk mengunjungi Nabi Ibrahim terlebih dahulu dan menyampaikan kabar gembira kepadanya tentang kedatangan seorang anak yang pandai.

Setelah mengetahui siapa tamu yang sebenarnya datang ke rumahnya, Ibrahim lantas bertanya, “Apakah urusanmu yang penting wahai para utusan?” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), agar Kami menimpa mereka dengan batu-batu dari tanah (yang keras), yang ditandai dari Tuhanmu untuk (membinasakan) orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Adz-Dzariyat: 31-32)

Dalam surat lain, Allah menyebutkan bahwa pada saat itu Nabi Ibrahim mengkhawatirkan kondisi Nabi Luth apabila Allah melalui para malaikat hendak membinasakan penduduk kota Sodom, karena di dalamnya ada Nabi Luth dan keluarganya yang beriman.

“Dan ketika utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengatakan, “Sungguh, kami akan membinasakan penduduk kota (Sodom) ini karena penduduknya sungguh orang-orang zhalim.” Ibrahim berkata, “Sesungguhnya di kota itu ada Luth.” Mereka (para malaikat) berkata, “Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami pasti akan menyelamatkan dia dan pengiku-pengikutnya kecuali istrinya. Dia termasuk orang-orang yang tertinggal.” (Qs. Al-Ankabut: 31-32).

Dikatakan pula bahwa Nabi Ibrahim telah melakukan tanya jawab dengan malaikat dan berharap agar adzab tersebut tak dulu turun karena masih ada orang shaleh di dalamnya. Nabi Ibrahim berharap kaum Luth bisa kembali pada kesadaran dan akal sehat mereka, hingga menghentikan perbuatan mereka untuk kemudian bertaubat kepada Allah.

“Maka ketika rasa takut hilang dari Ibrahim dan kabar gembira telah datang kepadanya, dia pun bertanya jawab dengan (para malaikat) Kami tentang kaum Luth.” (Qs. Hud:74)

Pada ayat selanjutnya Allah memuji kelembutan hati Nabi Ibrahim, namun Allah berfirman bahwa semua itu sudah terlambat, karena seseungguhnya ketetapan Allah telah datang kepada mereka (kaum Luth).

“Ibrahim sungguh penyantun, lembut hati dan suka kembali (kepada Allah). Wahai Ibrahim! Tinggalkanlah (perbincangan) ini, sungguh, ketetapan Tuhanmu telah datang, dan mereka itu akan ditimpa adzab yang tidak dapat ditolak.” (Qs. Hud: 75-76).

Perlindungan Allah untuk Nabi Luth dan Adzab bagi Kaumnya

Maka singkat cerita, setelah menemui Nabi Ibrahim, para malaikat pun segera mengunjungi Nabi Luth. Pada saat itu, Nabi Luth diperintahkan oleh malaikat untuk menaiki puncak gunung yang terdapat disana. Namun, Nabi Luth memilih untuk pergi ke sebuah pedesaan terdekat, kemudian malaikat berkata,

“Pergilah kamu ke pedesaan itu. Kami akan menunggu hingga kamu sampai di sana dan mendapatkan perlindungan, barulah setelah itu kami akan menjatuhkan adzab yang telah ditetapkan Allah ini.”

Setelah Nabi Luth tiba disana, malaikat pun segera menurunkan adzab tersebut.

Allah berfirman, “Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth, dn Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar, yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zhalim.” (QS. Hud: 82-83).

Sumber: Kitab Kisah Para Nabi Karya Imam Ibnu Katsir

 

 

Add comment

Submit