Muslimahdaily - Memiliki keturunan tentu menjadi salah satu harapan bagi setiap pasangan yang sudah menikah. namun, terkadang tak semua pasangan bisa mendapatkan anak langsung setelah menikah. Adakalanya mereka harus menunggu beberapa tahun untuk mendapatkan amanah tersebut.

Inilah yang dialami oleh salah satu nabi kita yang mulia dan juga istrinya, yaitu Nabi Zakaria. Beliau harus menerima kenyataan bahwa istrinya mandul. Hal ini tentu membuat Nabi Zakaria dan istrinya bersedih, tetapi mereka tak pernah putus harapan kepada Allah. Mereka selalu berdoa dengan penuh harap.

“Ia berkata “Ya Rabbku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Rabbku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku (yang mewarisiku) sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Rabbku, seorang yang diridhai.” (QS. Maryam: 4-6).

“Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Rabbku”

Maksud dari perkataan Zakariya adalah ia tidak pernah lelah untuk berdoa pada Allah walau belum mendapatkan maksud yang ia minta. Demikian disebutkan oleh Asy Syaukani dalam Fathul Qadir, 3: 444.

Setelah bertahun-tahun Zakaria berdoa kepada Allah, di usianya yang tua akkhirnya Allah memberikan kabar gembira kepadanya. Saat itu malaikat menyampaikan pesan kepadanya bahwa ia akan diberikan putra bernama Yahya.

“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” (QS. Maryam: 7).

Dengan adanya berita tersebut, Nabi Zakaria merasa kaget dan terheran namun juga diliputi rasa bahagia. Pertama karena saat itu usianya sudah sangat tua, kedua adalah karena istrinya adalah seorang yang mandul dan tak mungkin bisa memiliki anak.

Zakaria berkata: “Ya Rabbku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua.” (QS.Maryam: 8).

Kemudian pertanyaan Zakaria di jawab langsung oleh Allah. Bahwa tak ada yang tak mungkin di dunia ini bagi Allah. “Demikianlah.” Allah berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali.” (QS. Maryam:9).

Syaikh As Sa’di menyatakan, “Ini hal yang tidak normal terjadi dan jarang terjadi dalam ketetapan Allah. Akan tetapi jika Allah kehendaki untuk terjadi tanpa ada sebab apa-apa, maka itu mudah bagi Allah. Allah pun sebelumnya telah menciptakan dari sesuatu yang belum ada sama sekali.”

Setelah mendapatkan kabar bahagia tersebut, Nabi Zakaria meminta agar diberi pertanda oleh Allah. Saat itu bukannya ia tak yakin dengan ketetapan dan takdir yang telah Allah berikan, namun ia butuh menenangkan hatinya.

Pada akhirnya Allah memberikan pertanda kepadanya dengan cara Nabi Zakaria tidak bisa berbicara pada orang lain selama tiga hari. Allah memintanya untuk berdzikir dan bertasbih sebanyak-banyaknya di pagi dan sore hari.

“Zakaria berkata: “Ya Rabbku, berilah aku suatu tanda.” Rabb berfirman: “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat. Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.” (QS. Maryam: 10-11).

Setelah itu lahirlah Nabi Yahya, seorang anak yang dikaruniai ketakwaan dan akhlak mulia, ia pun dikenal sebagai anak yang berbakti kepada orang tuanya.

Dari kisah Nabi Zakaria kita bisa belajar bahwa jika menginginkan sesuatu maka hendaknya kita harus terus berdoa dan tak mudah putus asa terhadap rahmat Allah. Darinya kita juga belajar takdir Allah adalah hal yang paling indah, ia akan datang di waktu yang tepat menurut kehendak Allah.

Semoga bermanfaat dan sahabat muslimah bisa mengambil hikmah lainnya dari cerita Nabi Zakaria.