Muslimahdaily - Setiap nabi yang diutus pada umatnya pasti memiliki cobaannya masing-masing. Salah satu ujiannya datang dari umat yang hendak didakwahi. Inilah yang juga dialami Nabi Isa alaihisaalam, beliau diberi amanah oleh Allah untuk menjadi Nabi dan Rasul di tengah masyarakat Bani Israil yang saat itu masih dalam keadaan jahil, baik dari keyakinan hingga gaya hidup mereka.

“Dan (Allah jadikan Isa) sebagai Rasul (yang diutus) kepada Bani Israil (dan berkata kepada mereka), “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa ayat (mukjizat) dari Rabb-mu.” (QS. Ali ‘Imran: 49).

Saat itu, Allah menurunkan kitab injil kepada Nabi Isa sebagai pedoman baginya. Sebagaimana tertulis dalam Qur'an Surat Maryam ayat 30-31.

"Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku AlKitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup."

Pada awalnya, dakwah Nabi Isa tak berjalan mulus. Berbagai pertentangan, ejekan serta fitnah datang bertubi-tubi padanya. Masyarakat Bani Israil kala itu seringkali menyanggah kebenaran yang dikatakan oleh Nabi Isa dengan pertanyaan-pertanyaan mereka. Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu sifat yang melekat pada mereka adalah suka bertanya yang pada akhirnya menyulitkan mereka sendiri.

Melansir dari laman Muslimorid, Saat Allah mengutusnya kepada mereka dengan bukti-bukti dan juga petunjuk, mulailah mereka iri dan dengki terhadap beliau karena kenabian dan mukjizat-mukjizat luar biasa yang Allah berikan kepada beliau, karena dasar kedengkian itulah mereka mengingkari kenabian Isa ‘alaihissalam dan kemudian memusuhi serta menyakiti beliau.

Nabi Isa juga tidak dibiarkan untuk menetap bersama mereka, bahkan beliau dan ibunya selalu berpindah-pindah tempat karena orang Yahudi tersebut. Salah satu kisah yang terkenal adalah saat Bani Israil berusaha membuat konspirasi untuk membunuh Nabi Isa dengan cara menghasut Raja Damaskus saat itu yang beragama penyembah bintang-bintang.

Mereka membuat fitnah-fitnah serta tuduhan dusta tentang Nabi Isa, sehingga Raja yang mendengar hal itu menjadi marah dan memerintahkan perwakilannya di al-Quds/Yerussalem untuk menyalibnya. Namun, Allah menyerupakan wajah salah satu muridnya Nabi Isa dengan Wajah Nabi Isa hingga akhirnya Allah mennyelamatkan Nabi Isa dan mengangkatnya ke langit.

Kembali pada kisah Nabi Isa, ketika umatnya saat itu banyak mempertanyakan kebenaran perintah yang dibwah oleh Nabi Isa, beliau akhirnya meminta pertolongan kepada Allah untuk diberi kekuatan agar tetap istiqmah menjalankan perintah-Nya. Nabi Isa juga berdoa kepada Allah untuk menunjukkan bukti-bukti kebenaran pada Bani Israil agar mereka berhenti bertanya dan membantah perkataan Nabi Isa.

Atas ridho dari Allah, Nabi Isa akhirnya dianugerahi berbagai mukjizat yang juga sebagai salah satu bukti kerasulannya.

Megutip dari laman Darut Tauhiid, suatu hari Nabi Isa dan para sahabatnya (al-hawariyyun) merasa lapar dan dahaga karena menjalani perjalanan yang cukup jauh. Di tengah perjalanan mereka kehabisan bekal sedangkan tempat yang dituju masih jauh. Mereka meminta Nabi Isa untuk memohon kepada Allah meminta hidangan dari langit, karena mereka yang bahwa doa Nabi-Nya akan senantiasa dikabulkan oleh Allah.

Namun, Nabi Isa tak begitu saja mengabulkan permintaan para pengikutnya. Beliau sadar bahwa perjalanan mereka memang harus didukung dengan makanan dan minuman yang cukup. Tetapi beliau khawatir kalau kualitas mental para sahabatnya melemah karena hanya bersandar pada pertolongan Allah dan tidak berusaha terlebih dahulu. Nabi Isa pun menasehati para sahabatnya untuk bertawakal sebagai bukti keimanan.

Memahami hal tersebut, para sahabat Nabi Isa sangat mengerti dan tidak merajuk Nabi Isa. Tetapi sebagai manusia biasa, mereka sangat ingin merasakan kekuasaan Allah. Maka, mereka pun mencoba menyampaikan kembali disertai jaminan bahwa pertolongan Allah tidak akan menyebabkan mereka lemah melainkan akan semakin kuat dan aktif karena meyakini eksistensi Allah secara haqqul yaqin.

Nabi Isa pun mengabulkan harapan para sahabatnya dengan bermunajat kepada Allah. Allah Yang Maha Mengetahui seluruh kebutuhan makhluk-Nya mengabulkan doa tersebut.

Berikutnya, datanglah hidangan dari langit yang bisa memenuhi kebutuhan jasmani Nabi Isa dan para sahabatnya. Atas kejadian ini, para Hawariyun semakin yakin dengan kebenaran yang dibawa nabinya. Mereka bertekad untuk mendampingi Nabi Isa menjalankan tugas risalahnya di tengah besarnya hambatan untuk meyakinkan Bani Israil yang sudah kian lama tersimpangkan. Wallahu a’lam.

 

Suha Yumna

Add comment

Submit