Muslimahdaily - Tatkala Nabi Adam ‘Alaihissalaam dan Siti Hawa diturunkan ke bumi setelah sebelumnya hidup penuh kenikmatan di dalam Surga. Kemudian mereka dipertemukan di Jabal Rahmah setelah pencarian yang panjang. Sungguh Allah Maha Kuasa, dijadikan bumi sebagai cobaan bagi manusia dan agar manusia mau belajar dan berusaha.

Setelah menetap di bumi, suatu ketika Nabi Adam mengeluh. Datanglah Malaikat Jibril yang mendengar keluhannya dan bertanya, “Apa yang menimpamu?”

“Dalam diriku risau dan berguncang sehingga sulit bagiku untuk beribadah. Dia antara daging dan kulitku ada yang merayap seperti merayapnya onta,” jawab Nabi Adam. Kemudian Jiril berkata, “Itu namanya lapar.” Merasa belum terselesaikan urusannya, Nabi Adam kembali bertanya, “Bagaimana menghilangkannya?” Jibril berkata, “ Aku akan menunjukkannya padamu.”

Kemudian Jibril pergi untuk menemui Malaikat Malik seraya mengutarakan tujuannya, “Saya mau mengambil api untuk memasak makanan bagi Adam.”

Mendengar permintaan Jibril, Malaikat Malik berkata, “Seberapa banyak yang kamu inginkan?” Awalnya Jibril menginginkan api sebesar kurma, namun Malik tak mengizinkan mengingat seberapa besar kerusakan dan dampak yang ditimbulkan dari api neraka apabila dibawa ke bumi walau hanya sebesar buah kurma atau bahkan setengahnya. Kemudian Jibril bertanya api sebesar apa yang harus ia bawa, lantas Allah memerintahkan untuk mengambilkan sebesar biji waji.

Tak kala api tersebut sebesar biji sawi, Jibril masih harus mencucinya tujuh puluh kali di dalam tujuh puluh sungai surga kemudian diletakkanlah api tersebut di atas gunung yang tinggi. Gunung itu meleleh lebur hingga api tersebut lenyap kembali ke asalnya dan menyisakan asap di batu dan besi. Itulah yang menjadi cikal bakal api yang terlihat oleh kita saat ini.

Setelah melewati tahapan yang sangat panjang, Jibril yang setia mengajari Nabi Adam dalam membuat makanan mulai dari bercocok tanam dan membuat roti pertama. Setelah memakan roti pertamanya, Nabi Adam berkata, “Inikah yang dinamakan bekerja dan melelahkan?”

Jibril kemudian menjawab, “Inilah yang dijanjikan oleh dalam FirmanNya.” (dicantumkan QS. Thaha : 117)

Selesai makan, nabi Adam merasakan serat seperti sesuatu yang tak dapat mengalir di perutnya. Lantas ia menanyakan hal tersebut kepada Jibril, Jibril menjawab,” itu namanya haus.”

“Bagaimana menghilangkannya?”

Kemudian Jibril pergi dan kembali dengan membawa tongkat seraya berkata, “ Galilah bumi.” Digalilah bumi sampai selutut Nabi Adam, karena itu langsung terpancarkan air yang lebih sejuk daripada salju dan lebih manis daripada madu.

Jibril berkata, “Minumlah air itu.” Sungguh air tersebut langsung menghilangkan rasa dahaganya. Hal inilah yang menjadi awal mula Manusia mengenal rasa lapar dan haus dan bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut.

Semoga Allah memberikan berkah yang berlipah lagi halal bagi orang-orang yang senantiasa mengingatNya. Aamiin...

Itsna Diah

Add comment

Submit