Kisah Utsman bin Affan, Sahabat Nabi yang Kaya dan Dermawan

Muslimahdaily - Utsman bin Afffan, sahabat Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam yang sangat terkenal. Pribadinya yang jujur serta cakap dalam bidang ekonomi membuat namanya kian besar dan berpengaruh dalam Islam. Utsman bin Affan juga merupakan seorang sahabat nabi yang memiliki sifat dermawan. Ia tak ragu untuk mengeluarkan harta kekayaannya demi membantu Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dan umat muslim.

Utsman bin Affan, lahir di Tha’if pada 574 M. Utsman bin Affan memiliki nama lengkap Utsman bin Affan bin Abi Al- Ash bin Umayyah bin Abu Syams bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab. Utsman merupakan sosok yang lahir di keluarga terpandang. Ayahnya bernama Affan bin Abi al-‘As yang merupakan sosok terpandang di bani Umayyah. Ibunya bernama Arwa binti Kurayz yang merupakan sosok yang terpandang pula dari Abdshams. Kedua orang tuanya merupakan sosok yang lahir dari kelompok yang terpandang di Quraisy. Oleh karena itu, Utsman bin Affan pun turut disegani di lingkungan masyarakat.

Utsman masuk ke dalam golongan Assabiqunal Awwalun, yakni orang-orang yang pertama memeluk Islam. Utsman memeluk Islam karena ajakan dari Abu Bakar As-Siddiq. Setelah memeluk Islam, Utsman yang dermawan tak segan untuk mengeluarkan harta kekayaannya demi membantu perjuangan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dalam menyebarkan Islam. Meskipun Utsman merupakan seorang saudagar kaya yang memiliki harta kekayaan yang melimpah, tak serta merta membuatnya menjadi tinggi hati. Utsman merupakan sahabat Rasulullah yang rendah hati dan jujur. Harta kekayaannya banyak ia gunakan untuk infaq, membantu akomodasi perang, serta membantu kaum muslim.

Utsman memiliki julukan Dzun Nurain (yang memiliki dua cahaya). Julukan ini ia dapatkan karena menikahi kedua putri Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, yakni Ruqayah dan Ummu Kultsum. Julukan ini merupakan julukan yang unik dan sangat melekat pada diri Utsman bin Affan. Karena tak pernah ada sahabat Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam yang menikahi dua orang putri Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam selain Utsman bin Affan.

Bicara soal harta kekayaan Utsman bin Affan, pasti lah nominalnya akan sangat banyak. Mengingat ia merupakan seorang saudagar kaya yang disegani oleh masyarakat Mekkah. Sumbangsih dari segi materi kerap kali dilakukan oleh Utsman bin Affan. Contohnya seperti pada saat Perang Tabuk, Utsman banyak menyumbangkan hartanya demi keberhasilan perang tersebut. Dalam sebuah riwayat mengatakan bahwa dalam Perang Tabuk, Utsman bin Affan menyumbangkan 10 ekor kuda, 950 ekor unta, dan menyumbangkan 1000 dirham untuk menyukseskan jalannya Perang Tabuk. Sungguh nominal yang luar biasa. Utsman bin Affan mengeluarkan hartanya tanpa ragu untuk Perang Tabuk, yakni perang untuk memerangi orang-orang yang murtad.

Selain kontribusinya dalam Perang Tabuk, Utsman bin Affan pun berkontribusi dalam pembelian sumur untuk kaum muslim pada saat proses hijrahnya Rasulullah serta kaum muslim dari Mekkah ke Madinah, atau biasa kita kenal sebagai peristiwa hijrah. Dalam proses hijarhanya Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dan kaum muslim dari Mekkah ke Madinah diwarnai dengan banyak masalah dan hikmah. Salah stau masalah yang krusial adalah banyak kaum muslim yang dalam perjalanan hijrah kesulitan untuk mendapatkan pasokan air bersih. Hal ini membuat Utsman bin Affan tergerak hatinya untuk melakukan sebuah terobosan yang dapat mengakhiri penderitaan kaum muslimin yang sangat membutuhkan air bersih.

Untuk menyelesaikan masalah, Utsman bin Affan akhirnya membeli sebuah sumur dari orang Yahudi. Setelah Utsman membeli sumur tersebut, kaum muslimin mendapat pasokan air bersih. Namun, kaum muslim hanya boleh mengambil air bersih di hari sumur itu menjadi kepemilikan Utsman bin Affan. Karena kepemilikan sumur itu dibagi menjadi 2; Utsman bin Affan dan orang Yahudi. Ketika hari menunjukkan kepemilikan orang Yahudi, maka kaum muslim tidak bisa mengambil air bersihnya. Jika ingin mengambil air bersih, maka kaum uslim harus membayar dengan mahal.

Namun berbeda halnya ketika kepemilikan sumur itu tepat di hari kepemilikan Utsman, airnya boleh diambil secara gratis. Melihat animo massa yang lebih besar di hari kepemilikan Utsman, akhirnya sumur tersebut dijual sepenuhnya kepada Utsman bin Affan oleh orang Yahudi. Meskipun harganya melambung tinggi, Utsman tetap membelinya untuk hajat hidup kaum muslim.

Dari kedua cerita tersebut, dapat kita lihat bagaimana sifat dermawan mendominasi pribadi seorang Utsman bin Affan. Harta kekayaan yang ia miliki ia sedekahkan untuk hajat hidup kaum muslim agar lebih baik. Masya Allah. Semoga di masa kini, kita menemukan kembali sosok orang seperti Utsman bin Affan, orang yang dermawan dan mengupayakan segala hal untuk kaum muslim.

Add comment

Submit