Muslimahdaily - Rumah Nabi Ibrahim didatangi tamu asing. Mereka adalah pria-pria yang berparas amat sangat tampan. Para tamu itu enggan makan ketika sang khalilullah menyajikan hidangan. Tahulah ia bahwa tamu-tamu tersebut adalah malaikat yang menyamar menjadi manusia.
Tamu itu hendak menuju rumah Luth di Kota Sodom. Nabi Ibrahim pun mengetahui bahwasanya para malaikat hendak mengabarkan azab dari Allah. Nabi Ibrahim pun sangat khawatir. “Sesungguhnya di negeri itu ada Luth,” ujarnya.
Para malaikat pun menjawab, “Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya.”
Para Malaikat pun menuju negeri Sodom. Mereka masih berwujud manusia. Mendapati pria-pria tampan di depan pintu, Nabi Luth dilanda duka hati. “Ini adalah hari yang sangat sulit,” ujar Nabi Luth, gelisah.
Duka Nabi Luth bukan tanpa alasan. Ia merasa kesulitan jika kaumnya melihat pria-pria tampan ada di rumahnya. Pasalnya, kaum Sodom gemar melakukan perbuatan keji. Mereka melakukan homoseksual, pria dengan pria, wanita dengan wanita. Nabi Luth mengkhawatirkan para pria gay Sodom pastilah akan mengganggu tamu-tamunya.
Kekhawatiran Nabi Luth benar adanya. Istri Luth mengabarkan pada kaum Sodom tentang tamu tampan di rumahnya. Mereka para gay pun berdatangan mengerumuni rumah Luth. Mereka menggedor pintu rumah sang nabi dan memaksanya agar menyerahkan tamu-tamu tampan yang sebetulnya jelmaan malaikat itu.
“Wahai kaumku, inilah putri-putriku, mereka lebih suci bagi kalian,” ujar Nabi Luth mengingatkan kembali Kaum Sodom tentang kodrat manusia diciptakan berpasang-pasangan lawan jenis.
“Sesungguhnya kamu sudah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang kami kehendaki,” jawab mereka para gay, menyatakan dengan lantang bahwa mereka enggan menikahi wanita.
Nabi Luth pun sangat gelisah. Ia tak memiliki kekuatan melawan Kaum Sodom yang jumlahnya banyak. Bertahun-tahun sudah dakwah disampaikan. Namun mereka tetap saja melakukan perbuatan keji lagi menjijikan. Perbuatan mereka bahkan amat sangat mengherankan karena secara naluri manusia pastilah menyukai lawan jenisnya. Seakan-akan para pelaku homoseksual tak memiliki akal pikiran.
“Wahai kaumku, bertakwalah kalian kepada Allah dan janganlah kalian mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antara kalian seorang yang berakal?” seru Luth, geram pada perilaku Kaum Sodom. “Seandainya aku mempunyai kekuatan terhadap kalian atau kalau aku dapat berlindung kepada pihak yang sangat kuat (tentu aku lakukan).”
Allah kemudian menolong Luth. Penglihatan para pelaku homoseksual tiba-tiba dibutakan. Mereka tak melihat Luth dan para tamu malaikat keluar. Saat menjelang shubuh, Luth kemudian mengajak pengikutnya meninggalkan Negeri Sodom. Para tamu malaikat telah menyampaikan perintah Allah agar Luth menyelamatkan pengikutnya karena Sodom akan ditimpa azab.
“Hai Luth, pergilah engkau bersama keluarga dan pengikutmu ke luar wilayah ini. Namun janganlah di antara kalian menoleh ke belakang jika ingin selamat dari azab yang pedih.”
Saat Luth dan pengikutnya telah keluar Sodom, negeri itu pun dijungkir balikkan. Bumi bergoncang dahsyat. Dari langit tiba-tiba batu berjatuhan. Batu itu menyala mengandung api. Kaum Sodom homoseksual panik berlarian. Tubuh mereka terguncang hebat, tertimpa reruntuhan bangunan dan batu yang membakar. Para pelaku maksiat pun mati bergelimpangan. Mereka semua binasa, termasuk istri Luth yang berkhianat.
Itulah azab bagi pelaku maksiat, yakni mereka yang menyalahi kodrat, berpasangan dengan sesama jenis. Kaum Sodom menjadi kaum yang pertama kali melakukan penyimpangan tersebut. Nahasnya, meski mereka telah musnah karena azab, ternyata perilaku mereka masih dapat ditemui hingga kini.