Zainab binti Jahsy Istri Rasulullah yang Giat Bekerja

Muslimahdaily - Dikisahkan ada seorang di antara ummul mukminin yang giat bekerja dan berkarier. Meski Rasulullah memberikan nafkah yang cukup, ia tetap giat mengumpulkan rezeki karena keinginannya untuk bersedekah. Ialah Zainab binti Jahsy.

Zainab dikenal sebagai pekerja yang ulet. Ia mampu menghasilkan banyak harta yang kemudian disedekahkannya di jalan Allah. Di antara istri Rasulullah, Zaenab lah yang paling banyak bersedekah hingga disebut panjang tangannya.
Suatu hari, Rasulullah bersabda pada Aisyah, “Orang yang paling cepat menyusulku (meninggal setelahku) di antara kalian (para istri Nabi) adalah yang paling panjang tangannya.”

Aisyah lalu bersemangat menemui dan mengumpulkan para istri nabi. Ia penasaran siapakah yang dimaksud dalam ucapan Rasulullah. Setiap Ummul Mukminin lalu mengukur panjang tangan mereka dengan menggunakan kayu sejenis bambu. Hasil ukuran tersebut lalu dibandingkan satu sama lain.

Aisyah, Zainab, Ummu Salamah, Maimunah, Juwairiyah, Saudah, Hafshah dan Shafiyah mengukur panjang tangan mereka. Hasilnya, Saudah binti Zam’ah lah yang paling panjang ukuran tangannya. Mereka pun berpikir, Saudah lah yang akan lebih dulu menyusul Rasulullah menuju rahmat-Nya.

Waktu pun berlalu, hingga kemudian tibalah hari duka yakni hari wafatnya Rasulullah. beberapa tahun setelahnya, ternyata bukan Saudah yang menemui ajal, melainkan Zainab binti Jahsy. Di antara ummul mukminin, Zainab lah yang pertama kali menyusul Rasulullah.

Saat itu, barulah para istri nabi menyadari bahwa yang dimaksud Rasulullah dalam hadits yang dikabarkan Aisyah bukanlah panjangnya tangan berdasarkan ukuran, melainkan panjang tangan yang bermakna dermawan karena gemar bersedekah. Zainab memang terkenal sebagai wanita yang amat sangat gemar bersedekah dan berbuat baik.

“Ternyata, yang paling panjang tangannya di antara kami adalah Zainab karena dia bekerja dengan tangannya sendiri dan bersedekah dengan hasil pekerjaannya,” kata Aisyah.

Lalu, pekerjaan apa yang dilakoni Zainab? Sang ummul mukminin berbisnis home Industry dengan membuat kerajinan tangan. Ia sangat kreatif membuat aneka kerajinan yang dibutuhkan pasar. Tangannya sangat terampil dan kerajinannya berdaya jual.

Dari kerajinan yang dibuat dan dijualnya, Zainab mendapatkan keuntungan. Keuntungannya itulah yang kemudian ia sedekahkan. Zainab memiliki sifat yang amat sangat dermawan. Karena itulah ia mencari rezeki sendiri agar ia dapat bersedekah dengan uangnya sendiri. Tanpa menyalahi kodrat dan syariat tentang wanita, Zainab pun dapat sukses bekerja dan menghasilkan harta. Ia sangat giat melakoni pekerjaannya karena dengannya ia dapat meraih pahala sedekah.

Sifat dan perbuatan Zainab tersebut pun dikagumi banyak orang, termasuk istri Rasulullah yang lain. Bahkan Zainab termasuk salah satu ummul mukminin yang paling utama di sisi Rasulullah. Hal tersebut diakui oleh Aisyah, ia berkata,

“Dia (Zainab binti Jahsy) menyamai kedudukanku di sisi Rasulullah. dan aku tak pernah melihat wanita yang lebih baik agamanya daripada Zainab, dan yang lebih bertakwa daripadanya, lebih jujur perkataannya, dan lebih suka menyambung tali silaturrahim, lebih besar sedekahnya serta lebih rajin mendorong dirinya untuk mengerjakan sesuatu yang dengannya ia bersedekah dan bertaqarub kepada Allah....” (HR. Muslim).

Zainab merupakan putri bibi Rasulullah, Umaimah binti Abdil Muthalib. Ia merupakan janda dari Zaid bin Haritsah yang bukan lain adalah anak angkat nabi. Allah menikahkan Rasulullah dengan Zainab dari langit ketujuh dan menjadikan pernikahan tersebut sebagai dalil tentang pembatalan hukum anak angkat yang kemudian diabadikan dalam Al Qur’an.

Ummul Mukminin wafat pada tahun ke-20 hijriyyah, yakni sekitar 9 tahun setelah wafatnya Rasulullah. Ia meninggal pada usia 53 tahun dan menjadi istri Rasulullah pertama yang wafat setelah nabiyullah. Para shahabat menshalati jenazahnya, termasuk khalifah yang saat itu memimpin umat, Umar bin Al Khaththab. Jenazahnya dikebumikan di pemakaman baqi’, pemakaman dimana banyak para shahabat Rasulullah dimakamkan. Semoga Allah merahmati Zainab binti Jahsy dan menjadikan sosoknya selalu diingat sebagai teladan muslimah masa kini.

Sumber: Keutamaan Keluarga Nabi oleh Ummu Syu’aib Al Wadi’iyyah, dan Sirah Nabawiyyah oleh Shafiyyur-Rahman Al Mubarakfurry.

Add comment

Submit