Kisah Ummul Mundzir dan Khasiat Kurma Muda

Muslimahdaily - Ummul Mundzir merupakan satu dari sekian wanita yang masuk Islam di era awal dakwah. Wanita Anshar tersebut memeluk Islam begitu dakwah dikenalkan di kota nabi. Ia juga masih berkerabat dengan Rasulullah dari jalur ibu.

Nama lengkapnya yakni Ummul Mundzir binti Qais bin ‘Amr Al Anshariyyah An Najjariyyah. Ia satu keluarga dengan ibunda Rasulullah, Aminah, yakni dari Bani An Najjar. Karena itulah, ia memiliki hubungan dekat dengan Rasullah dan keluarga beliau.

Suatu hari, Rasulullah berkunjung ke rumah Ummul Mundzir Rhadiyyallahu ‘anha. Saat itu, beliau ditemani Ali bin Abi Thalib yang baru saja sembuh dari sakit. Di dalam rumah sang shahabiyyah tergantung setandan kurma muda yang segar. Rasulullah pun diberi sajian dengannya.

Nabiyullah begitu menikmati kurma muda milik Ummul Mundzir. Sampai-sampai Ali berkeinginan untuk memakannya pula. Ia pun menjulurkan tangannya untuk mengambil kurma muda tersebut.

Namun Rasulullah mencegah Ali seraya bersabda, “Tunggu Ali, engkau baru saja sembuh dari sakit.” Dengan perhatian, Rasulullah mencegah Ali untuk memakan kurma muda itu. Faedahnya, kurma muda tak baik disantap oleh seorang yang baru saja sembuh dari penyakit.

Ali pun menuruti. Ia duduk dan menahan diri dari keinginan memakan kurma muda. Adapun Rasulullah masih memakan sajian kurma muda tersebut. Sementara itu, Ummul Mundzir tengah sibuk di dapur.

Begitu melihat Rasulullah dan Ali ada di rumahnya, Ummul Mundzir segera mengolah bahan makanan. Ia ingin menyajikan hidangan yang ia buat dengan tanggannya sendiri. Lalu dicampurnya gandum dengan sayuran lezat bernama silq. Hasilnya, hidangan lezat nan sehat pun tersedia di hadapan Rasulullah dan Ali.

(Baca Juga : Jalan Dakwah Durroh Putri Abu Lahab Sang Pembenci Nabi)

Nabi begitu senang melihat hidangan sajian Ummul Mundzir. Kepada Ali, beliau berkata, “Nah, ini cocok untukmu, Ali.” Dengan nikmat, Ali pun menyantap hidangan Ummul Mundzir.

Ummul Mundzir pun senang dapat menyajikan hidangan yang cocok dan disukai Rasulullah serta Ali bin Abi Thalib. Apalagi Rasulullah menyebutnya sangat cocok untuk Ali yang baru saja sehat setelah sakit. Sang shahabiyyah begitu gembira.

Shalat Bersama Rasulullah

Ummul Mundzir sangat menyukai shalat bersama Rasulllah. Ia sangat giat untuk turut serta dalam jamaah beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam. Saking giatnya, Ummul Mundzir juga mengalami momen berpindahnya arah kiblat. Ia menjadi saksi saat Rasulullah diberi wahyu untuk memindahkan arah shalat dari Baitul Maqdis di Yerusalem, ke arah Ka’bah di Makkah.

Itu terjadi di tahun kedua hijriyyah. Ummul Mundzir pun menjadi satu dari sekian shahabat yang menyaksikan dan mengabarkan peristiwa besar tersebut.

Keluarga Ummul Mundzir

Ummul Mundzir memiliki keluarga yang juga menjadi shahabat Rasullah. Mereka selalu melindungi dan mendukung dakwah nabi. Beberapa di antara mereka bahkan ada yang meraih keutamaan pahala jihad karena turut serta di perang Badr.

Ialah Salith bin Qais, saudara kandung Ummul Mundzir, yang bergabung dengan pasukan muslimin menuju Badr. Dengan gagah berani, ia membela agama Allah dan berharap syahid di medan jihad. Bersama Ummul Mundzir, Salith menjadi salah dua shahabat Rasulullah yang dekat dengan beliau.

Adapun keluarga inti Ummul Mundzir yakni seorang suami bernama Qais bin Sha’sha’ah dan anaknya Al Mundzir. Karena itulah ia dikenal dengan nama kunyah Ummul Mundzir.

(Baca Juga : Imam Abu Hanifah dan Puasa Daging Kambing)

Suami Ummul Mundzir juga berasal dari Bani An Najjar. Artinya, ia juga berkerabat dengan ibunda Rasulullah, Siti Aminah. Keluarga Ummul Mundzir adalah penduduk asli Madinah dan menjadi shahabat Anshar yang terkenal sangat dermawan. Teringat firman Allah tentang kaum Anshar,

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin).

Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS. Al Hasyr: 9).

Ummul Mundzir binti Qais, semoga Allah meridhainya dan memberikan kenikmatan surga bersama para shahabat Anshar dan Muhajirin yang lebih dahulu beriman.

Add comment

Submit