Muslimahdaily - Ada sebuah kapal yang karam di lautan luas. Satu-satunya penumpang selamat, tersapu oleh gelombang dan dihempaskan ke pantai di pulau kecil tak berpenghuni. Ia pun segera berdoa kepada Allah yang telah menyelamatkannya. Setiap hari ia menengadah ke langit dan berdoa agar ada tim penyelamat menemukannya. Akan tetapi tak ada bantuan yang datang.
Karena lelah sekian lama berdoa, akhirnya ia membangun sebuah gubuk kecil dari kayu dan papan yang dulunya ia gunakan untuk menyelamatkan diri. Gubuk kecil itu ia bangun untuk melindungi diri dari cuaca dan untuk menyimpan sedikit barang-barang yang sempat ia selamatkan.
Hari demi hari ia bertahan di pulau tanpa penghuni itu. Ia terus memanjatkan doa pada Allah agar suatu saat bisa diselamatkan. Tapi pertolongan tidak juga ia dapatkan. Ia mulai frustasi, merasa Allah tidak menjawab doa-doanya. Ia merasa Allah telah menyia-nyiakannya, membiarkan ia bertahan sendirian.
Suatu hari ketika ia pulang dari mencari makanan, ia terkejut melihat gubuk kecilnya terbakar. Api membakar habis gubuk itu termasuk barang-barang miliknya. Asap tebal bergulung-gulung menjangkau langit. Peristiwa paling buruk dan menyedihkan telah ia alami. Semuanya lenyap ditelan api. Tak ada lagi tempat untuk berteduh. Tak ada lagi pakaian yang bisa dipakai selain yang melekat di tubuhnya. Ia termenung, meratap dan marah sekali.
“Ya, Allah! Mengapa Engkau lakukan ini padaku?”
Ia terus meratapi diri dan menghujat Allah sampai ia merasa lelah dan akhirnya tertidur sampai malam. Pagi hari berikutnya, tiba-tiba ia terbangun karena dikejutkan oleh suara sebuah kapal mendekati pulau. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya.
“Bagaimana kalian tahu aku di sini?” tanya pria yang terlihat lelah itu kepada tim penyelamat.
“Kami melihat sinyal asap di pulau ini,” jawab salah seorang penyelamat.
Laki-laki itu pun tercengang.
Banyak orang yang mempertanyakan dan menyangsikan pertolongan Allah. Kita gampang putus asa dan hilang harapan ketika hal-hal buruk terjadi. Tapi kita tidak boleh kehilangan sanubari, karena Allah selalu bekerja dalam kehidupan kita, bahkan saat kita dilanda kepedihan dan penderitaan.
Selalu berdoa dan memohon kepadanya. Jangan pernah berburuk sangka atas apapun yang terjadi, Allah selalu punya rencana yang indah untuk para hambanya.
Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat (QS. Al Baqarah: 214)
Ingatlah, ketika suatu waktu nanti bila “gubuk kecilmu” terbakar musnah, itu bisa jadi merupakan sebuah sinyal asap panggilan akan datangnya rahmat Allah.