Kisah Taubatnya Pemakan Hati Paman Rasulullah

Muslimahdaily - Hindun dikenal sebagai wanita terkemuka yang keras lagi sombong. Pada Perang Uhud, Hindun bahkan melakukan aksi memakan hati dari Hamzah, paman Rasulullah. Atas perbuatannya itu, ia dijuluki Akilatul Kibdah atau Pemakan Hati.

Namun, siapa sangka, seperti halnya Ummar bin Khaththab Radhiyallahu’anhu, Islam telah mampu meluluhkan kerasnya hati Hindun.

Hindun binti Uthbah bin Robi’ah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf Al Umawiyah Al Qurasyiyah. Ia adalah istri dari Abu Sufyan bin Harb, seorang pria yang sangat berpengaruh di Mekkah. Sementara sang anak, Mu’awiyah bin Abi Sufyan merupakan pendiri dinasti Umayyah dan Ramlah binti Abu Sufyan adalah salah satu dari istri Rasulullah.

“Di masa jahiliyah, ia adalah orang yang sangat berbahaya. Namun, pada masa Islamnya, ia menjadi orang yang sangat baik.” Demikian penuturan Mu’awiyah bin Abu Sufyan mengenai sang ibu.

Hindun masih tetap dalam kekafiran hingga saat penaklukan kota Mekkah (Fathu Mekkah). Suaminya yang telah memeluk Islam terlebih dahulu membuat Hindun memikirkan kembali apa yang harus ia perbuat.

“Wahai kafir Quraisy, ketahuilah sesungguhnya aku telah masuk Islam. Maka masuk Islamlah kalian! Sungguh Muhammad telah datang kepada kalian dengan pasukan yang tidak sanggup kalian hadapi. Barang siapa masuk ke rumah Abu Sufyan maka ia selamat,” ujar Abu Sufyan lantang setelah memeluk Islam.

Lalu berdirilah Hindun dan memagang jambang suaminya seraya berkata, “Seburuk-buruknya pemimpin suatu kaum adalah engkau. Wahai penduduk Mekkah, berperanglah kalian! Alangkah buruknya pemimpin kaum ini.”

Dicela seperti itu membuat Abu Sufyan kembali menimpali. Ia berkata bahwa siapa saja yang masuk ke dalam rumah dan masjid, maka mereka aman. Ketika itu, orang-orang mulai berpencar. Sebagian dari mereka masuk ke dalam rumah, sementara sebagian lainnya masuk ke dalam masjid.

Pada suatu riwayat diceritkan bahwa di tengah kalut dan penyesalannya, Hindun melihat melihat sekelompok mukmin yang tengah shalat berjamaah di sekitar Ka’bah. Pemandangan itu pun akhirnya meluluhkan hatinya. Seketika itu juga ia berkata, “Sesungguhnya saya ingin membaiat Muhammad.” Maka dikatakan kepadanya, “Sebaiknya kamu pergi dengan orang laki-laki dari kaummu (untuk menghadap Muhammad).”

Hindun lantas mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Ia datang dengan memakai cadar lantaran takut dituntut akan apa yang telah diperbuat terhadap Hamzah. Mulailah Rasulullah membaiat para wanita, yang mana Hindun termasuk di dalamnya.

Rasulullah berkata, “Berjanjilah kamu sekalian untuk tidak menyukutukan Tuhan dan tidak mencuri harta.”

Hindun tak bisa menahan diri seraya berkata, “Sesungguhnya saya sering mencuri harta Abu Sufyan…” Ia merasa suaminya terlalu pelit hingga ia sering mencuri harta suaminya saat ia butuh.

Saat itu pula Rasulullah menyadari bahwa yang barusan berkata ialah Hindun dan berkata, “Kamu adalah Hindun bin Utbah?”

Hindun pun menjawab, “Saya adalah Hindun binti Utbah, mohon saya diampuni atas apa yang telah saya lakukan pada masa lalu, semoga Allah mengampunimu.” Kemudian mereka meneruskan baiatnya hingga usai.

Sejak saat itu, Hindun semakin sering berialog, beratanya tentang segala hal yang menyangkut agamanya. Kebiasaan itu yang turut membentuknya menjadi sosok wanita yang tegas dalam menegakkan kebenaran. Hindun juga sempat tergabung dalam Perang Yarmuk bersama sang suami. Ia mengajak kaumnya, para muslimah untuk ikut serta melawan serangan orang-orang Romawi dengan menggunakan tiang-tiang tenda sebagai senjata.

Pada tahun keempat setelah penaklukan kota Mekkah, Hindun kembali menghadap Yang Mahakuasa.

Sumber: Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah karya Muhammad Ibrahim Saliim

Add comment

Submit