Muslimahdaily - Di antara banyaknya kemulian di bulan Ramadhan, salah satunya adalah lailatul qadar. Pasalnya, hanya pada bulan suci inilah malam lailatul qadar hadir.
Melansir dalam laman Bincang Syariah, ada 3 makna yang terdapat dalam kata lailatul qadar. Pertama, dapat berarti penetapan dan pengaturan Allah Subahanahu wa ta’ala terhadap perjalanan hidup manusia. Kedua, istimewa hingga tidak dapat ditandingi oleh malam-malam lain. Ketiga, berarti sempit. Ketiga makna tersebut ketika disatukan akan memiliki arti bahwa lailatul qadar adalah malam kemulian dan keistimewaan ketika Allah menetapkan suratan hamba-Nya.
Ketika malam lailatul qadar tiba, Malaikat Jibril turun ke bumi bersama rombongan malaikat lain sambil membawa panji hijau yang diletakkan pada punggung Ka’bah. Malam itu, para malaikat mengucap salam pada setiap umat Muslim yang berdiri, duduk, shalat, dan berdzikir. Mereka juga akan menjabat umat Nabi Muhammad seraya mengaminkan doa mereka hingga terbit fajar.
Berbicara mengenai malam laitalutl qadar, tahukan sahabat muslimah sejarah munculnya malam yang lebih baik daripada malam seribu bulan ini?
Imam Ibnu Katsir dalam karyanya Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan sebuah riwayat yang diduga sebagai malam lailatul qadar pertama yang dialami oleh Rasulullah.
Pada saat itu Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam sedang menceritakan empat orang dari Bani Israil yang menyembah Allah selama 80 tahun lamanya. Mereka, yakni Ayub, Zakaria, Hizqil bin ‘Ajuz dan Yusya’ bin Nun tidak pernah berbuat maksiat barang sekejap pun. Maka, para sahabat pun mengagumi sosok yang disebukan oleh Rasulullah.
Kemudian datanglah Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad dan berkata, “Wahai Muhammad, umatmu kagum dengan ibadah selama 80 tahun, yang tidak pernah berbuat maksiat sekejap mata pun. Kemudian Allah menurunkan yang lebih baik dari ibadahnya orang Israil tersebut.”
Kemudian Malaikat Jibril membacakan kepad Nabi, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya Al Qur’an pada malam kemulian. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemulian itu lebih baik daripada seribu bulan (QS. Al Qadr: 1-3). Ini lebih utama daripada yang dikagumimu dan umatmu.” Kemudian Rasulullah dan sahabat merasa senang dengan hal itu.
Dalam riwayat lain, sejarah malam lailatul qadar dikisahkan terjadi ketika Rasulullah tengah berdiam diri di Gua Hira yang terletak di Jabal Nur. Pada saat itu, Malaikat Jibril datang membawa wahyu dan ajaran. Di malam itulah terjadi perubahan kehidupan Rasulullah dan seluruh umat manusia.
Walau belum jelas peristiwa yang mana yang menjadi awal datangnya malam lailatul qadar. Namun hal penting ialah bahwa malam ini tidak didapat dengan usaha yang biasa-biasa saja. Jika meneladani kisah di atas, malam laiatul qadar datang ketika Rasulullah tengah berdiam diri dan merenung. Maka kita juga dapat mencontoh beliau dengan cara menghidup malam-malam Ramadhan dengan amalan seperti shalat dan ber'tikaf.
Wallalahu ‘alam.