Muslimahdaily - Adalah Nu’aimanan bin Amr Radhiyallahu’anhu, salah seorang sahabat nabi yang dikenal akan sifat humorisnya. Nu’aiman sering kali melemparkan leluconnya bahkan kepada Rasulullah sekalipun. Walau sering kali menuai rasa jengkel dari sahabat lain, Nu’aiman tak lebih dari seorang sahabat yang ternyata amat mencintai dan dicintai oleh Rasulullah.

Setelah menjadi Muslim, Nu’aiman selalu berusaha dekat dengan Rasulullah. Rasa cintanya terhadap sang Nabi bertambah semakin besar seiring berjalan waktu. Para sahabat dan bahkan Nabi sendiri dibuat tertawa oleh sifat humoris dan gemar melayangkan lelucon.

Suatu ketika Nu’aiman hendak menghadiahkan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam seguci madu. Namun, karena tidak memiliki uang yang cukup, Nu’aiman akhirnya meminta penjual madu untuk mengantarakan madunya itu langsung kepada Rasulullah.

“Nanti kamu minta juga uang harganya,” kata Nu’aimanan kepada penjual madu.

Ketika madu tersebut diantarkan, dimintalah uang sejumlah harga madu kepada Rasuullah. Maka Rasulullah pun memberikan sejumlah uang kepada penjual madu itu. Setelah itu, beliau memanggil Nu’aimanan untuk menanyakan peristiwa yang baru terjadi.

“Saya ingin berbuat baik kepada engkau, ya Rasulullah, tapi saya tidak punya apa-apa,” jawab Nu’aimanan seketika membuat Rasulullah tersenyum.

Namun di samping sifat humorisnya, ada kebiasaan lama Nu’aimanan yang masih sulit untuk ditinggalkan, yakni suka mabuk-mabukan.

Nu’aiman pernah berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, saya ini memang bukan orang baik. Saya seorang pemabuk tapi saya senang dengan engkau ya Nabi. Jika tak bertemu, rasanya sangat rindu.”

Rasulullah yang senantiasa bersikap adil pun berusaha untuk menghukum Nu’aiman dengan mencambuknya tiap kali ia mabuk. Tapi nampaknya, Nu’aiman sulit sekali menghilangkan kebiasaan buruknya itu. Bahkan dirinya baru merasa puas ketika mabuk di dekat Rasulullah. Itulah bentuk cinta Nu’aiman kepada Rasulullah, ia selalu ingin berdekatan dengan Nabiyullah.

Suatu ketika dirinya tengah dicambuk oleh sahabat lain akibat mabuk. Ia dicambuk seraya dimaki-maki oleh para sahabat.

“Engkau cinta dengan Nabi, namun masih suka mabuk. Sungguh, mudah-mudahan engkau dilaknat Allah,” begitu makian para sahabat.

Rasulullah yang kebetulan sedang lewat tak sengaja mendengar doa buruk sahabat kepada Nu’aiman. Beliau lantas berkata, “Jangan pernah lagi kalian menghujat dan melaknat Nu’aiman, meski ia seperi ini tapi ia selalu membuat aku tersenyum, ia masih mencintai Allah dan aku, dan tidak ada hak bagi kalian melarang Nu’aiman mencintai Allah dan mencintaiku sebagai Rasul.”

Setelah kejadian itu, tak ada lagi sahabat yang berani mencaci Nu’aiman. Sementara Nu’aiman sendiri mulai sedikit demi sedikit meninggalkan kebiasaan mabuknya.

Wallahu’alam.