Muslimahdaily - Tentunya Sahabat Muslimah sudah sering mendengar istilah harta karun bukan? Harta karun yang berarti harta temuan yang terkubur dan tidak dimiliki oleh siapapun memiliki asal muasal. Kata karun diambil dari nama seorang Bani Israil bernama Qarun.
Terdapat banyak riwayat mengenai hubungan darah antara Qarun dengan Nabi Musa 'Alaihissalam. Menurut Ibnu Ishak, Qarun adalah paman Nabi Musa. Sedangkan menurut A’masy dan lainnya Qarun adalah sepupu Nabi Musa. Ia adalah anak dari Yashar yang merupakan adik kandung ayah Nabi Musa, Imran. Yang pasti, baik Nabi Musa dan Qarun masih memiliki darah turunan dari Nabi Yaqub 'Alaihissalam,
Dikisahkan, saat itu Qarun hidup dalam kemiskinan. Dirinya tidak bisa menafkahi anak-anaknya yang banyak dan kelaparan. Hingga pada akhirnya Qarun meminta bantuan kepada Nabi Musa untuk mendoakannya kepada Allah Ta’ala agar diberikan rejeki yang melimpah. Nabi Musa yang mengetahui Qarun merupakan seorang yang saleh pun menyetujuinya dan doa beliau langsung diijabah oleh Allah.
Kehidupan Setelah Kaya
Pada akhirnya beberapa lama kemudian, Qarun menjadi orang terkaya di Mesir pada saat itu. Kisah lengkap Qarun disampaikan oleh Allah pada QS Al Qashash ayat 76 – 82.
Diketahui kekayaan Qarun benar-benar melimpah. Dirinya memiliki banyak istana dan juga ribuan gudang harta yang dipenuhi emas dan perak. Saking banyaknya kunci gudang harta yang Qarun miliki hingga harus dipikul oleh puluhan lelaki kuat. Allah berfirman,
“Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri." (QS. Al Qashash: 76).
Qarun pun sering memamerkan kekayaannya kepada kaum Bani Israil yang lain. Saat dirinya pergi keluar untuk memamerkan kekayaannya, ia menggunakan pakaian yang sangat mewah berlapiskan emas dan didampingi oleh 600 orang pelayan yang terdiri dari 300 pelayan laki-laki dan 300 pelayan perempuan.
Tidak hanya itu saja, Qarun juga dikelilingi oleh 4.000 pengawal dan diiringi 4.000 binatang ternak sehat serta 60 ekor unta yang ikut membawa kunci-kunci gudang kekayaannya. Tentu saja melihat hal ini banyak masyarakat Bani Israil yang iri padanya.
Mereka yang mengejar harta duniawi pun berkata, “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar."
Sedangkan bagi orang-orang saleh pengikut setia Nabi Musa mengatakan sebaliknya, “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar."
Mengingkari Janjinya
Rejeki melimpah yang Qarun dapatkan malah membuatnya menjadi buta dan tenggelam dalam kezaliman serta kesesatan. Ia menjadi sangat sombong dan terlena dengan nikmat dunia yang fana. Padahal sebelumnya, ia telah berjanji akan menjadi lebih khusyuk dalam beribadah dan membantu sesama apabila diberikan kekayaan oleh Allah. Pada kenyataannya, ia malah mengingkari janji tersebut dengan mendurhakakan Allah dan menyembah Sobek yang merupakan dewa berkepala buaya dan juga dewa lainnya.
Pernah suatu saat, datang sahabat yang diperintahkan oleh Nabi Musa hendak meminta Qarun memberikan sedikit bantuan dari harta yang dimilikinya untuk menjadi zakat. Tetapi dengan lantangnya, Qarun menolak dan mengatakan, “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku."
Nasihat dan perkataan para mukmin yang memintanya untuk bertaubat dan bersyukur kepada Allah juga tidak diindahkan oleh Qarun. Ia tetap sombong lagi kikir.
Mengkhianati dan Memfitnah Nabi Musa
Bukan hanya durhaka kepada Allaha Ta’ala, Qarun juga berani mengkhianati Nabi Musa. Kala itu diketahui Qarun menolak ajaran tauhid yang dibawa oleh Nabi Musa.Ia malah menuduh Nabi Musa sebagai ahli sihir dan pendusta.
Selain menolak ajaran tauhid dari Nabi Musa, Qarun juga memfitnah Nabi Musa dengan mengupah seorang wanita agar mengaku telah berzinah dengan Nabi Musa. Maka disaat seluruh kaum Bani Israil berkumpul, Qarun berkata, “Wahai Bani Israil, ketahuilah, Musa yang kalian anggap sebagai Nabi dan orang baik itu, sebenarnya tidak demikian. Bahkan, dia telah menghamili wanita ini.”
Nabi Musa pun merasa sedih mendengar hal itu, langsung berdoa kepada Allah untuk menunjukkan kebenaran sesungguhnya pada masyarakat. Akhirnya Allah membuat lidah perempuan yang diupah oleh Qarun menjadi kelu dan hanya mampu menceritakan hal yang sebenarnya.
Perempuan tersebut berkata, “Musa tidak berbuat apa-apa dengan saya, dia orang baik, saya diupah oleh Qarun untuk mengatakan bahwa saya dihamili oleh Musa.” Nabi Musa pun kemudian bersyukur dan bersujud kepada Allah. Kejadian ini pula yang menjadi asbabunn nuzul turunnya Suart Al-Ahzab ayat 69.
Azab Dari Allah Ta’ala Kepada Qarun
Setelah dirinya gagal memfitnah Nabi Musa, Qarun menantang sang Nabi untuk berdoa bersama. Qarun berkata siapa yang doanya dikabulkan maka dialah yang paling benar dan harus diikuti.
Maka berdoalah Qarun, “Wahai dewa penguasa, matikan Musa saat ini juga.” Tetapi kenyataannya, Nabi Musa tidak meninggal. Beliau tetap sehat dan hidup di hadapan Qarun.
Akhirnya Nabi Musa pun berdoa, “Wahai bumi, telanlah si Qarun dan seluruh kekayaannya saat ini juga.”
Beberapa saat kemudian bumi berguncang hebat dan seketika terbelah, membuat Qarun beserta hartanya habis tenggelam ditelan oleh bumi tidak ada yang tersisa sepeserpun.
“Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (QS. Al Qashash: 81).
Setelah melihat kejadian ini, masyarakat Bani Israil yang sebelumnya mengingkan harta layaknya Qarun menjadi sadar dan berkata, "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”
Tempat ditenggelamkannya Qarun berserta hartanya kini dikenal dengan sebutan Danau Qarun atau dalam bahasa Arab Bahirah Qarun. Tidak ada harta yang tersisa melainkan puing-puing istana Qarun bernama Qasru el-Qarun yang berada di daerah Al Fayyum, Mesir.
Sungguh azab Allah sangatlah pedih. Dari kisah ini bisa kita ambil hikmah bahwa kekayaan dan rejeki dari Allah Ta’ala hanyalah nikmat fana dan bukan miliki kita sepenuhnya melainkan milik Allah. Maka semua itu bisa kembali kapan saja kepada Allah.
Kita sebagai hambanya yang bertakwa hanya bisa menjaganya dan memberi sebagian rejeki kita kepada yang membutuhkan. Jangan sampai kita dibutakan oleh harta yang kemudian membuat hati kita menjadi gelap dan tersesat.