Kisah Rasulullah dan Tangan Badui yang Terpotong

Muslimahdaily - Annas bin Malik berkata, Ketika Nabi Muhammad memasuki rumah Ali Bin Abi Thalib, Fatimah putri yang amat beliau cintai mengadu kepada si ayah bahwa dirinya sedang kelaparan, Duhai Ayahku, kami sekeluarga sudah tiga hari belum makan.

Tersentak hati sang Rasul, kesedihan begitu tampak di wajahnya, ia singkap pakaiannya telihatlah perut beliau yang dililit dengan batu.

Fatimah, ujar Rasulullah dengan lirih, Jika engkau sedang kelaparan karena tiga hari belum makan, ketahuilah duhai putriku, ayahmu ini sudah empat hari belum makan.

Nabi Muhammad, kemudian meninggalkan rumah Ali dengan rasa khawatir akan keadaan kedua cucunya yang amat beliau sayangi, Hasan dan Husain.

Rasulullah terus melangkahkan kakinya hingga keluar kota Madinah, sampai beliau melihat ada seorang badui yang sedang sibuk menimba air di sumur. Lalu Rasulullah berkata kepada si Badui, Wahai tuan adakah pekerjaan yang bisa aku lakukan?

Saat itu orang Badui tidak mengenali Rasulullah, kemudian ia berkata Ya.

Kerja Apa? Rasulullah bertanya.

Si Badui berkata, Timbakanlah air untuku, sambil meyerahkan timba kepada Rasulullah.

Saat menimba air pertama kali, Rasulullah mendapatkan upah 3 butir kurma, lalu memakannya. Kemudian beliau melanjutkan menimba air sampai 9 timba, pada timbaan terakhir, tali timba itu jatuh ke sumur, si badui murka kemudian menampar wajah mulia Rasulullah, tapi dia tetap membayar Rasulullah dengan 24 butir kurma.

Tanpa rasa marah, Rasulullah turun ke dasar sumur untuk mengambil timba tersebut, dan menyerahkan ke pemiliknya.

Setelah itu si Badui kembali melanjutkan perjalanannya, tiba-tiba ia berpikir,

Jangan-jangan lelaki tadi yang membantuku menimba sumur adalah Rasulullah? Karena kekhawatiran atas apa yang dilakukannya tadi, Badui tersebut mengambil pisau dan memotong tangan yang ia gunakan untuk menampar Rasulullah.

Selang beberapa waktu, datanglah sekelompok musafir, mereka siat keget melihat seorang Badui pingsan dengan tangan yang terpotong. Kemudian mereke membangunkan orang Badui tersebut dan menanyakan apa yang terjadi padanya.

Badui itu menjawab,Saya telah menampar orang yang saya kira adalah Muhammad, kemudian karena takut mendapat musibah, tangan yang saya gunakan untuk menampar itu saya potong.

Setelah itu si Badui bergegas pergi mencari Rasulullah dengan membawa potongan tangannya, ia berlari mengelilingi kota sambil berteriak, Wahai sahabat...! wahai sahabat...! wahai sahabat...! dimana Muhammad ? Dia terus berteriak hingga Abu Bakar, Umar, Utsman yang saat itu sedang di Masjid, keluar untuk bertanya,

Kenapa kamu mencari Rasulullah...?

Saya harus menemui Muhammad...! Jawab si Badui.

Salman yang kebetulan ada di Masjid, segera membawa si Badui kerumah Siti Fatimah. Disana ia kembali memanggil Rasulullah dengan suara keras.

Saat itu Rasulullah sedang memangku Hasan dan Husain di paha beliau sambil menyuapkan kurma hasil jerih payahnya.

Teriakan itu terdengar hingga ke dalam rumah, kemudian Rasululullah menyuruh Fatimah untuk menemuinya.

Lihatlah, siapa di depan pintu.

Fatimah segera keluar, kemudian ia amat terheran ketika melihat seorang Badui dengan tangan kanan yang terpotong. Lalu si putri Rasulullah, segera mangabarkan apa yang baru saja ia lihat.

Rasulullah kemudia menemui Badui tersebut.

Maafkan saya, ya Muhammad, karena tidak mengenalimu.

Mengapa tanganmu terpotong? Tanya Rasulullah.

“Tidak akan selamat tanganku yang telah menampar wajahmu.

Masuklah Islam supaya kau selamat, Ujar Rasulullah.

Ya Muhammad, kalau kau memang utusan Allah, perbaikilah tanganku, harap si Badui.

Rasulullah menatap tangan si Badui, kemudian dengan hati-hati, beliau menyembuhkan tangan Baduit tersebut dengan mengusap-usapnya. Atas izin Allah, tangan yang telah terpotong itu tersambung kembali, seperti semula. Kemudian orang Badui tersebut bersyahadat dan menjadikan Islam sebagai pilihan hidupnya. Masya Allah.

Add comment

Submit