Muslimahdaily - Di suatu negeri, hiduplah seorang pria tua bijak yang bernama Barshisha. Dirinya dikenal sebagai seorang ahli ibadah. Setidaknya Barshisha sudah beribadah selama 220 tahun tanpa melakukan maksiat sekalipun. Karena keberkahan ibadah dan ilmunya, Barshisha memiliki 60.000 santri yang tersebar di seluruh negeri.

Tak hanya jadi panutan bagi manusia-manusia di bumi, Barshisha juga dikagumi oleh penduduk langit. Para malaikat tak henti-henti memuji Barshisha karena ketaqwaannya. Namun demikian, rupanya Allah Yang Maha Melihat punya kesan lain.

“Apa yang kagumkan darinya, sesungguhnya aku lebih mengerti dari apa yang kalian mengerti. Sesungguhnya Barshisha dalam pengertian-Ku akan berbuat kufur dan masuk neraka untuk selama-lamanya sebab minum khamar,” firman Allah.

Iblis yang mencuri dengar firman Allah tersebut langsung memunculkan senyumnya. Kini ia tahu apa yang harus diperbuat guna menggoda Barshisha agar menjauh dari rahmat Allah.

Oleh sebab itu, suatu ketika Iblis mendatangi Barshisha dalam wujud pemuda ahli ibadah. Ia memakai jubah putih bersih serta wangi-wangian.

“Siapa kamu dan ada keperluan apa ke sini?” tanya Barshisha saat Iblis datang.

“Saya adalah hamba. Saya datang untuk membantu ibadahmu kepada Allah Subhanahu wa ta’ala,” dusta si Iblis.

“Brangsiapa yang ingin beribadah kepada Allah, maka cukuplah Allah sebagai pemiliknya,” jawab Barshisha.

Tanpa menjawab, Iblis segera melakukan i’tikaf dan ibadah di dalam masjid selama tiga tanpa makan dan tidur. Bagi Barshisha apa yang dilakukan Iblis adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh mereka yang amat bertaqwa. Barshisha merasa takjub sehingga bertanya apa yang membuat si ahli ibadah mampu beribadah sedemikian rupa.

“Saya beribadah kepada Allah selama 220 tahun, namun tidak pernah mengerjakan seperti apa yang kamu kerjakan,” kata Barshisha.

“Aku telah berbuat dosa, oleh karena itu aku terus mengingatnya agar rasa kantuk, lapar, dan lelahku hilang,” dusta Iblis lagi.

“Bagaiaman caranya agar aku bisa seperti engkau?” tanya Barshisha mulai penasaran.

“Pergilah dan berbuat maksiat kepada Allah, kemudian cepat-cepat bertaubat, karena Allah Maha Pemberi Ampun,” kata Iblis.

“Apa yang harus aku lakukan?” tanya Barshisha lagi.

“Zina.”

“Itu perbuatan terlarang, aku tidak akan bisa melakukannya.”

“Membunuh orang mukmin.”

“Sungguh, aku tidak akan melakukan itu.”

“Kalau begitu, minumlah khamar yang memabukkan, karena hal itu adalah yang paling ringan dan Allah akan mudah mengampunimu.”

“Minum khamar juga sebuah larangan, aku tidak akan melakukannya.”

“Maka minum saja sedikit dan jangan sampai engkau mabuk.”

“Di mana aku bisa melakukannya?” tanya Barshisha mulai goyah.

“Pergilah ke desa ini!” perintah Iblis.

Maka pergilah Barshisha ke desa yang ditunjuk Iblis. Di desa itu ia melihat watung yang menjual khamar. Barshisha segera memesan dan meneguk satu gelas minuman kerasnya. Karena belum pernah minum sebelumnya, Barshisha langsung mabuk dan segera meminta khamar lagi. Ia ketagihan sampai akhirnya amat mabuk.

Tak sampai situ maksiat yang diperbuat Barshisha. Ia melihat penjual khamr yang bertubuh langsing sehingga mulai muncul nafsu pada Barshisha. Dengan tak segan, Barshisha menzinai perempuan itu. Namun karena takut perbuatan maksiatnya itu diketahui orang lain, maka ia membunuh perempuan yang dizinai.

Rupanya iblis kembali muncul dengan menjelma sebagai suami penjual khamr. Ia lantas melaporkan perbuatan Barshisha kepada masyarakat. Barshisha kemudian dihakimi dan dijatuhi hukuman yang amat berat, yakni dijilid sebanyak 80 kali karena minum khamr, 100 kali karena berzina, dan disalib karena membunuh.

Di tengah-tengah penyaliban, iblis kembali mendatangi Barshisha sebagai ahli ibadah. “Bagaiamana keadaanmu?” tanya iblis.

“Barang siapa menuruti ajakan jelek, maka inilah balasannya,” jawab Barshisha.

“Selama 2020 tahun aku tersiksa dengan ketaqwaanmu hingga aku berbuat seperti ini. Namun apabila engkau ingin bebas, aku bisa membebaskanmu,” tawar iblis.

“Bagaimanakah caranya?” tanya Barshisha mulai tergoda lagi.

“Sujudlah padaku satu kali!” perintah iblis.

Dengan demikian Barshisha lebih memilih iblis dibanding Allah. sungguh 220 tahun ibadahnya akan jadi sia-sia. Barshisha meninggal dalam keadaan musyrik. Na’udzubillahi min dzalik.

Sumber: Islami.co

Itsna Diah

Add comment

Submit