Muslimahdaily - Sahabat Muslimah pasti sudah sering mendengar nama Umar bin Khattab, khalifah kedua sepeninggal Abu Bakar Ash Shidiq. Sayyidina Umar Radhiyallahu 'anhu dikenal dengan karakternya yang tegas serta hatinya yang lembut. Sebelum mengucap syahadat, Umar menjadi salah satu orang yang sangat menentang keras ajaran agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Alkisah, suatu hari Rasulullah mendatangi Umar bin Khattab yang sedang menangis namun diselingi tertawa hampir bersamaan. Rasulullah pun bertanya apa yang menyebabkan dirinya seperti itu. Umar mengungkapkan bahwa ia teringat akan perilakunya dahulu kala pada masa Jahiliyah.
Umar menangis sebab ia pernah mengubur anak perempuannya hidup-hidup semasa Jahiliyah. Ia pun terbayang, bila anak-anak perempuannya masih hidup, tentu ia bisa tinggal bersama mereka. Bahkan bisa mendapatkan cucu yang banyak dari anak-anak perempuannya.
Sementara itu, yang membuatnya tertawa ialah ketika hidup di masa jahiliyah ia biasa membuat patung-patung berhala. Tak jarang, Umar membuat patung tersebut dari bahan gandum dan manisan.
Tetapi ketika musim paceklik atau tetiba Umar kelaparan, ia terpaksa mengambil potongan patung berhala tersebut untuk dimakannya. Rasulullah yang mendengar ceritanya pun langsung tertawa juga.
Dari kisah singkat ini dapat kita ambil hikmah yang luar biasa. Masa jahiliyah atau masa dimana dilanda kegelapan dan kebodohan. Akal dan hati nurani tidak berfungsi sebagaimana harusnya.
Pada masa kebodohan, perempuan sama sekali tidak dihargai. Perempuan dianggap tidak mampu berperang dan tidak bisa mewariskan kemuliaan. Maka dari itu, siapapun yang memiliki anak perempuan saat masa jahiliyah akan menjadi aib bagi keluarganya.
Perbuatan mengubur anak perempuan secara hidup-hidup memanglah sangat tidak berperikemanusiaan. Itulah mengapa sifat yang dimiliki orang jahiliyah dahulu tidak mempunyai hati nurani. Sudah seharusnya pula akal sehat menolak perilaku ini.
Selanjutnya, Umar yang memakan tuhannya (berhala) yang ia buat sendiri. Bila akal sehat berfungsi, maka akal sehat ini pasti menolak tuhan yang bisa dibuat sekaligus dapat dimakan. Atau istilahnya akal berpikir, tuhan kok bisa dibuat dan dihancurkan begitu saja.
Setelah masuk ke dalam Agama Islam, Umar menyadari perilaku kebodohannya itu. Umar pun menjadi sahabat Rasulullah SAW yang amat setia. Ia pun sangat menyesali atas perbuatan membunuh anak-anak perempuannya.
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta'ala atas segala rahmat dan karunia-Nya. Melalui ajaran Islam yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul-Nya, umat manusia telah keluar dari kebodohan serta ke-primitif-an.