Muslimahdaily - Sahabat Muslimah, banyak orang yang mengingkari bahwasannya cemburu merupakan suatu sifat yang harus dihindari bagi suami istri. Sebab, cemburu berpotensi dapat merusak kelanggengan rumah tangga. Padahal, jika dilihat dari sisi lain cemburu memiliki nilai positif. Cemburu dapat meningkatkan rasa kasih sayang, mengoreksi kesalahan yang terjadi di antara suami istri, serta bagi keduanya senantiasa menjaga pandangan dan keutuhan rumah tangga.

Ummul mukminin Aisyah Radhiyallahu anha, sebagai istri kesayangan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Setelah Ibunda Khadijah Radhiyallahu Anha, pun juga pernah mengalami rasa cemburu terhadap istri-istri lain Rasulullah semasa hidupnya. Lantas, bagaimana dengan kisah lengkap ketika ummul mukminin Ummul mukminin Aisyah menaruh perasaan cemburu kepada Baginda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam itu? Telusuri ceritanya bersama-sama, yuk!

Ummul mukminin Aisyah cemburu dengan Ibunda Khadijah

Ummul mukminin Aisyah pernah merasa cemburu terhadap Ibunda Khadijah istri pertama Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah wafat, hal ini sebagaimana termuat dalam hadis berikut.

 مَا غِرْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى امْرَأَةٍ مِنْ نِسَائِهِ، مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ لِكَثْرَةِ ذِكْرِهِ إِيَّاهَا وَمَا رَأَيْتُهَا قَطُّ

“Tidaklah aku cemburu kepada salah seorang istri-istri Nabi SAW sebagaimana kecemburuanku terhadap Khadijah. Padahal aku belum pernah melihatnya.” (HR. Muslim).

Kecemburuan Ummul mukminin Aisyah ini merupakan bukti ketulusan cintanya kepada Rasulullah. Dalam riwayat hadis lainnya, diceritakan bahwa setiap kali Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menyembelih kambing, beliau mengirimkan potongan daging itu kepada sahabat-sahabat Khadijah. Ummul mukminin Aisyah pun merasa geram, seraya berkata “Seolah-olah tidak ada wanita di dunia ini selain Khadijah.” Beliau kemudian menjawab, “Khadijah itu begini dan begini dan dari dialah aku mempunyai anak.” (HR. Bukhari).

Perasaan cemburu yang tengah mengganggu kedamaian Ummul mukminin Aisyah pun juga pernah terjadi ketika Halah binti Khuwailid (saudari Khadijah) datang meminta izin kepada Nabi. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, Spontan teringat Khadijah, beliau tertegun sejenak namun segera berujar “Ya Allah, ini Halah.”

Melihat reaksi Rasulullah, Ummul mukminin Aisyah pun pernah melontarkan kalimat kurang baik kepada almarhumah Khadijah dengan berkata, “Mengapa Engkau terus saja mengingat perempuan tua Quraisy yang kedua rahangnya telah merah itu (celaan untuk orang yang sudah tua). Dia bahkan telah lama mati. Padahal, Allah telah memberikanmu pengganti berupa orang yang lebih baik darinya.”

Kemudian Rasulullah menjawab, “Demi Allah, Allah subhanahu wa ta'ala tidak menggantinya untukku. Ia (Khadijah) beriman kepadaku ketika yang lain ingkar, ia membenarkanku ketika semua mendustakanku, ia melimpahkan hartanya padaku ketika semua orang menyembunyikannya, dan darinya Allah SWT memberiku keturunan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ummul mukminin Aisyah cemburu kepada istri nabi lainnya

Sebagaimana hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu anha, ia berkata,

“أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ عِنْدَ بَعْضِ نِسَائِهِ ، فَأَرْسَلَتْ إِحْدَى أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ مَعَ خَادِمٍ بِقَصْعَةٍ فِيهَا طَعَامٌ فَضَرَبَتْ بِيَدِهَا ، فَكَسَرَتِ الْقَصْعَةَ ، فَضَمَّهَا ، وَجَعَلَ فِيهَا الطَّعَامَ وَقَالَ « كُلُوا » . وَحَبَسَ الرَّسُولَ وَالْقَصْعَةَ حَتَّى فَرَغُوا ، فَدَفَعَ الْقَصْعَةَ الصَّحِيحَةَ وَحَبَسَ الْمَكْسُورَةَ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu pernah berada di sebagian istrinya (yaitu ‘Ummul mukminin Aisyah). Salah satu istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (Ummahatul Mukminin yaitu Zainab binti Jahsy) mengutus pembantunya untuk mengantarkan piring berisi makanan. Lantas ketika itu ‘Ummul mukminin Aisyah memukul piring tersebut. Piring tersebut akhirnya pecah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengumpulkan bagian yang pecah tersebut. Kemudian beliau meletakkan makanan di atasnya, lalu beliau perintahkan, “Ayo makanlah kalian.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menahan piring tersebut hingga selesai. Piring yang bagus diserahkan beliau, lantas piring yang pecah ditahan.” (HR. Bukhari no. 2481).

Apakah Rasulullah marah atas kecemburuan Ummul mukminin Aisyah seperti yang dikisahkan dalam hadis di atas? Jawabanya, adalah tidak, Sahabat.

Alih-alih, marah Rasulullah justru memungut makanan yang jatuh dan meletakkannya kembali ke atas nampan yang telah pecah.

Beliau berkata kepada para sahabatnya, “Makanlah, ibu kalian sedang cemburu.” Sementara Rasulullah tetap memegang piring yang pecah tersebut hingga mereka selesai memakan-makanannya. Setelah itu, beliau mengganti nampan pecah dengan yang baru. Hal ini senada seperti, sabda Nabi Muhammad SAW. yaitu“Merusak makanan diganti dengan makanan, bejana diganti dengan bejana.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’i).

Setelah membaca kisah di atas, semoga Sahabat Muslimah dapat mengambil hikmah, ya! Hendaknya, bagi para suami untuk tidak berlaku kasar tatkala menghadapi istri yang sedang cemburu. 

Ambil pelajaranlah dari suri tauladan kita hingga akhir zaman nanti yakni, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Beliau tetap berakhlak mulia, walau istri beliau telah cemburu seperti itu. Beliau bahkan tidak memberikan sanksi kepada Ummul mukminin Aisyah. Sebab, saat hati diselimuti oleh rasa cemburu, akal perempuan sedang tertutup dengan emosinya. 

Shafira Arifah

Add comment

Submit