Muslimahdaily - Disebutkan bahwa di zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz ada segerombolan prajurit yang diperintahkan untuk berperang melawan Romawi. Mereka kalah dan akhirnya ditangkap.
Rombongan prajurit ini kemudian diadili di hadapan kaisar Romawi. Sebelum dihukum, terjadi negosiasi dengan para prajurit ini. Pertama dipanggil seorang prajurit itu.
“Jika kamu masuk agamaku dan menyembah tuhanku, maka kamu akan aku jadikan gubernur. Namun, jika kamu menolak tawaranku maka aku akan tebas lehermu,” ucap kaisar.
“Saya tidak akan menjual agama dengan dunia,” jawabnya.
Lalu, murkalah kaisar Romawi mendengar jawaban itu.
Seketika ia menebas leher dengan prajurit muslim itu. Dan tibalah, kejadian ajaib datang. Kepala prajurit yang terpisah dengan badannya yang lain berputar-putar sambil membaca ayat,
“Wahai Jiwa yang tenteram, Pulanglah ke Tuhanmu dengan rida beroleh rida. Masukan dalam lingkungan para hamba Ku. Masuklah ke surga Ku.”
Kejadian ini membuat kaisar Romawi semakin murka. Kemudian, dipanggillah prajurit yang kedua. Kaisar menawarkan hal yang sama.
“Maukah engkau masuk agamaku dan menjadikan kamu gubernur Mesir, dan aku tidak akan memenggal leher kamu seperti teman kamu karena menolak permintaanku,” ujar kaisar.
“Saya tidak akan menjual agama dengan dunia. Tuan memiliki kekuasaan untuk memotong tubuh saya, tapi Tuan tidak ada kekuasaan memotong iman saya,” jawab prajurit itu.
Maka, juga di tebaslah leher prajurit tersebut. Kejadian berulang seperti prajurit yang pertama. Kepalanya berputar-putar sambil melantunkan ayat,
”Maka dia pun dalam kehidupan yang penuh ridha dalam surga yang tinggi, dan buah buahan yang menggelayut.”
Kemudian, kepala itu terdiam dan berhenti di sisi kepala prajurit yang pertama. Kaisar pun amat geram. Kemudian dipanggil prajurit yang ketiga.
“Nah, apa yang akan engkau katakan. Bersediakah kamu masuk agamaku, dan kamu akan menjadi gubernur?”
“Baiklah saya pilih masuk agama Tuan. Saya pilih dunia daripada akhirat,” katanya.
Kaisar pun tertawa puas, lalu berkata kepada menterinya,
“Berikan dia lencana, pangkat dan jubah kebesaran. Naikkan pangkatnya.”
Namun, menterinya itu kemudian berkata,
”Wahai Kaisar, hamba tidak akan menyerahkan semua itu tanpa ujian. Alangkah baiknya, Paduka katakan kepadanya bahwa kalau memang jujur masuk agama kita. Maka bunuhlah salah seorang temannya. Itu baru kami yakin.” ucap menterinya.
Kaisar pun menuruti perintah menterinya. Kemudian prajurit pengkhianat itu disuruh membunuh salah satu temannya. Celakanya prajurit itu menuruti perintah kaisar dan dibunuhlah salah satu temannya dengan pedang yang tajam.
Melihat hal ini Kaisar kembali memerintahkan menterinya untuk memberikan pangkat yang tinggi. Namun, menteri itu tampaknya kurang setuju dan berkata,
“Ini tidak masuk akal dan diluar kebijaksanaan tuanku. Jika Paduka membenarkan kata-katanya, padahal ia sendiri tidak menjaga teman-temannya sendiri, yang lahir dan tubuh bersamanya. Bisa jadi ia tidak menjaga kepentingan kita.”
Kaisar termenung sejenak, lalu ia memerintahkan untuk menebas leher prajurit pengkhianat itu. Seperti teman yang telah dibunuh oleh Kaisar. Kepalanya berputar tiga kali sambil membaca ayat,
“Apakah (kamu hendak mengubah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka?”
Hingga kepalanya berhenti di pojok lapangan, tidak berkumpul dengan kepala teman-teman lainnya.
Wallahu a’lam.