Kisah Wanita Mulia yang Dinikahkan Allah dari Langit Ke Tujuh

Muslimahdaily - “Kalian dinikahkan oleh keluarga-keluarga kalian, sedangkan aku dinikahkan oleh Allah dari atas tujuh langit,” demikian ucapan Zainab binti Jahsy yang seringkali ia banggakan dihadapan para ummul mukminin yang lain. Bagaimana tidak? Beliau radhiyallahu ‘anha merupakan wanita istimewa yang mendapatkan rahmat-Nya karena dinikahkan langsung oleh Allah ta’ala.

Proses pernikahan Zainab hingga walimahnya dipenuhi keberkahan oleh Allah. Al Qur’an pula turut mencatat proses itu dan menjadi landasan hukum bagi muslimin hingga akhir zaman. Kisah menakjubkan itu bermula dari Zaid bin Haritsah.

Zainab merupakan mantan istri dari Zaid yang bukan lain adalah budak yang kemudian dijadikan anak angkat Rasulullah. Pada awal permulaan Islam, anak angkat berstatus layaknya anak kandung. Bahkan Zaid pun dipanggil dengan Zaid bin Muhammad.

Hingga kemudian turun surah Al Ahzab ayat 5 yang memerintahkan nasab anak angkat kembali ke ayah kandungnya. Maka Zaid pun tak lagi dipanggil Ibnu Muhammad. Kala itu Rasulullah jatuh hati dan ingin meminang Zainab. Namun beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menyimpannya dalam hati karena khawatir muncul celaan manusia bahwa Muhammad menikahi mantan istri anaknya.

Namun Allah mengungkapkan sifat manusiawi Rasulullah tersebut dengan menurunkan wahyu kepada beliau,
“… Sedangkan kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, padahal Allah lah yang lebih berhak untuk kamu takuti,” (QS. Al Ahzab : 37).

Ayat tersebut mengungkapkan isi hati Rasulullah. Namun Rasulullah sebagai utusan Allah tak merahasiakan ayat yang akan membuat beliau malu. Hal ini menjadi bukti pula bahwa Rasulullah tak pernah merahasiakan sedikit pun wahyu yang diturunkan Allah. Diriwayatkan Imam Muslim, Ummul Mukminin Aisyah berkata mengenai ayat ini, “Seandainya Rasulullah menyembunyikan sesuatu yang telah diwahyukan kepada beliau dalam Kitabullah, tentu beliau akan menyembunyikan ayat ‘Sedangkan kamu menyembunyikan…’ dan seterusnya Aisyah menyebut ayat tersebut.

Maka terbukalah rahasia Rasulullah akan keinginannya meminang Zainab. Usai habis masa ‘iddah Zainab, Rasulullah kemudian menyampaikan keinginan menikahi Zainab kepada anak angkat beliau, Zaid. Zaid pun melamarkan Zainab untuk Rasulullah.

“Saya tidak dapat memutuskan sesuatu pun sampai meminta pilihan kepada Allah (yakni shalat istikharah),” demikian jawaban Zainab atas lamaran Rasulullah. Zainab pun kemudian mengerjakan shalat istikharah. Jawaban shalat Zainab tersebut ternyata mendatangkah wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad, “Kami (Allah) telah menikahkanmu (Muhammad) dengan Zainab,” (QS. Al Ahzab : 37).

Ayat tersebut menyampaikan kabar gembira bahwa Allah telah menikahkan Zainab dengan Rasulullah. Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan mengenai ayat tersebut bahwa Allah telah menjadi wali pernikahan Zainab dengan Rasulullah. Allah menurunkan wahyu kepada nabiyullah Muhammad agar menemui Zainab yang sudah dijadikan Allah Ar Rahman Ar Rahim sebagai istri sah Rasulullah tanpa adanya wali, tanpa adanya mahar, tanpa adanya akad dan tanpa adanya saksi. Subhanallah, betapa bahagianya Zainab. Bukan hanya menjadi istri sang utusan Allah, namun dinikahkan langsung pula oleh Allah Ta’ala dari atas langit ketujuh.

Bahkan saat walimah, pernikahan Zainab ini pun mendapat keberkahan Allah yang sangat luar biasa. Dikisahkan oleh Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh Muslim, ia menceritakan peristiwa tersebut. Berikut kisah Anas secara ringkas,

“Pada suatu pagi, Rasulullah menikah dengan Zainab bintu Jahsy di Madinah. Beliau mengundang para sahabat untuk menghadiri walimah pernikahan tersebut ketika hari sudah beranjak siang. Ibuku, Ummu Sulaim, membuat makanan yang ditaruh di sebuah bejana dan menyuruhku membawanya kepada Rasulullah. ‘Wahai Anas, bawalah ini kepada Rasulullah. Sampaikan salam untuk Rasulullah. Katakan juga bahwa sesungguhnya hidangan ini hanyalah sedikit,’

Aku pun segera menemui Rasulullah dan menyampaikan pesan ibuku. Lalu Rasulullah berkata kepadaku, ‘Letakkan hidangan itu kemudian pergilah dan undanglah fulan, fulan dan fulan dan siapa saja yang kamu jumpai,’ Beliau menyebut nama beberapa orang. Aku pun mengundang mereka semua dan setiap orang yang aku jumpai. Jumlahnya sekitar 300 orang.

Rasulullah berkata kepadaku, ‘Wahai Anas, bawalah kesini bejana makanan itu,’ lalu beliau mendoakan makanan tersbut. Semua orang yang datang pun kemudian makan bergantian hingga merasa kenyang. Sekelompok keluar, masuk sekelompok lain. Rasulullah berkata kepadaku, ‘Wahai Anas, angkat bejana makanan itu!’

Aku pun mengangkatnya. Aku tak tahu kapan makanan itu menjadi bertambah banyak, apakah ketika kuletakkan atau ketika kuangkat.”

Demikian kisah Anas secara ringkas. Keberkahan walimah Rasulullah begitu menakjubkan. Hanya dengan satu bejana makanan sedikit ditambah kambing yang disembelih Rasulullah serta beberapa roti, seluruh shahabat yang hadir merasa kenyang. Padahal jumlah mereka yang hadir saat itu berjumlah ratusan.

Demikian kisah menakjubkan mengenai pernikahan ummul mukminin, Zainab binti Jahsy. Beliau menjadi satu-satunya wanita yang dinikahkan Allah. Bahkan walimah pernikhannya pun menunjukkan mukjizat Rasulullah yang menakjubkan. Semoga Allah merahmati Zainab dengan Jannah.

Add comment

Submit