Muslimahdaily - Baru beberapa bulan Leslie memutuskan memeluk Islam. Kebahagiaan amat sangat dirasakannya sebagaimana bahagianya seorang yang baru saja menikah. Bahkan, lebih dari itu, ia merasa bahagia sekaligus hidup dalam kedamaian yang tak terkira.
“Aku duduk dan berpikir, ‘Tuhan, aku merasa seperti pengantin’. Itu adalah perasaan yang luar biasa, bahkan lebih dari dua pernikahan yang sebenarnya,” ujar Leslie, dikutip dari aboutislam.com.
Leslie merupakan wanita berusia 57 tahun asal Washington DC, AS. Meski usianya tak lagi muda, ia sangat bersemangat dalam mencari tahu perihal Islam. Namun dalam prosesnya, Leslie yang merupakan single mom tersebut begitu khawatir akan dampak hidupnya jika ia berislam.
“Aku punya banyak kekhawatiran saat hendak memeluk Islam. Itu seperti memutuskan untuk menjual rumah yang kumiliki selama 20 tahun dan melangkah setengah jalan untuk mengelilingi dunia. Bagaimana jika ini, bagaimana jika itu,” pengakuannya.
Kekhawatiran makin menjadi ketika ia memikirkan statusnya sebagai janda dengan seorang Anak. Ia merasa berat jika nantinya harus meninggalkan putra semata wayangnya yang tengah kuliah di sebuah kampus di AS. Ia juga memikirkan apa yang akan dikatakan orang-orang terhadapnya jika menjadi muslim.
“Apa yang akan mereka pikirkan tentang aku? Apa akan ada hubungan yang berubah dengan teman-teman kerja, dengan keluarga? Apa mereka akan merasa tak nyaman dekat denganku?” kata Leslie mengungkapkan kekhawatirannya.
Namun meski kekhawatiran itu selalu dipikirkannya, Leslie memiiki teman-teman muslim yang selalu menjadi penyemangatnya. Ia selalu terpesona dengan akhlak mereka yang baik dan semua itu didasari dengan agama yang kuat. Hingga kemudian Leslie pun menjawab sendiri semua pertanyaan kekhawatiran tersebut dengan, “Siapa yang peduli!” katanya cuek jika kekhawatiran itu benar-benar akan terjadi.
Leslie pun memutuskan berislam. Ia masih terus mempelajari Islam dan syariat yang harus dijalankannya. Segala tantangan yang harus dihadapinya setelah menjadi muslimah, Leslie berusaha menanggapinya dengan santai. “Ini oke, kau aman, kau aman dan kau mampu melewati semua ini tanpa drama yang biasanya kau jalani,” Leslie menuturkan kata-kata penyemangat dirinya.
Setelah berislam, ia merasa sangat tenang. Sebelumnya, Leslie merupakan penganut Protestan. Namun ia berasal dari keluarga yang sekedar beragama dan tidak religius.
Sedari kecil ia memang rajin ke gereja, namun tak pernah peduli gereja apapun itu. Kaum Nasrani memiliki beberapa perbedaan paham antar gereja. Leslie tak peduli hal itu dan ia medatangi saja setiap gereja, apapun itu, sebagai seorang yang mengaku beragama. “Aku dibesarkan di tengah keluarga Protestan, namun kita tidak mempraktekkan agama kecuali secara random,” ujarnya.
Saat ditanya alasan ketertarikannya pada Islam, Leslie mengaku tertarik dengan kepribadian teman-temannya yang beragama Islam. Selain itu, saat mengenal Islam, hatinya terasa begitu tenang. “Islam membawaku pada kehidupan yang tenang. Aku merasakan ketenangan sepanjang waktu. Ini layaknya balon yang mengempis ketika hendak meledak,” tuturnya.
Leslie mengisahkan perjalanan hidayahnya ini dalam sebuah video. Wajahnya berseri saat mengisahkan keputusannya berislam. Rautnya nampak bahagia dengan kehidupan baru yang dijalaninya. Kedamaian dan ketenangan nampak jelas dari sorot matanya.
Masih terlalu dini untuk Leslie menjalankan semua syariat agama. Ia baru berislam selama dua bulan saat mengisahkan keislamannya. Tak mengherankan jika ia pun belum berhijab. Namun Leslie selalu berusaha. Semoga keistiqamahan selalu menetap di hatinya.