Muslimahdaily - Raudah Mohd Yunus, Meski dirinya mendapat peringkat baik dari segi pendidikan, namun secara spiritual dia merasa hidupnya sangat hampa. Selama masa SMA-nya, Raudah memutuskan untuk membuka hijabnya.
Sholat dan membaca Al - Qur'an dia tinggalkan, bergaul bersama orang - orang yang tidak perduli dengan segala aturan agama dan lebih memelih hidup bebas.
Selama masa-masa itu, hatinya tidak pernah merasakan ketenangan, Raudah mulai melakukan hal - hal yang dilarang dalam islam untuk menenangkan hatinya. Meski demikian rasa tenang dan damai yang dicarinya tak kunjung datang.
Saat mendekati kelulusan sekolah, hidupnya semakin berantakan. Kebingungan, kesedihan, dan keraguan seakan tak mau pergi dari hatinya.
Suatu malam, dia duduk sendirian dan merasa hidupnya sangat berantakan. Dia pun memutuskan untuk shalat isya dan begitu mengucap takbir, tiba - tiba matanya tak kuasa membendung air mata yang perlahan membasahi mukenahnya. Dia tak mengerti mengapa dirinya menangis, hatinya terasa begitu bahagia dan tenang, sebuah perasaan yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.
Dia merasakan kembali kehadiran tuhan dalam hidupnya semua perasaan buruk dan stres yang dimilikinya bertahun-tahun serasa hilang semua.
Dia kemudian perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan yang selama ini diikutinya. Dia lebih banyak menghabiskan waktu sendiri untuk berpikir dan merasa hidupnya tak harus seperti orang lain yang bisanya hanya bergosip, bermain, seks bebas dan sebagainya.
Lulus dari SMA dengan nilai yang baik, Raudah kemudian masuk ke kelas matrikulasi untuk menyiapkan dirinya masuk ke universitas. Dia lebih memilih menyendiri dan membaca banyak buku tentang islam.
Beberapa temannya menyadari perubahan dalam dirinya namun tak berkata apa-apa. Saat itu dia masih belum memakai hijab lagi, namun sudah lebih rajin shalat dan membaca Al Quran.
Dia pun kemudian mulai melakukan shalat sunnah, memperhatikan siswa yang berhijab di sekolah matrikulasinya dan banyak menghabiskan waktu di masjid. Semakin dia berusaha menjalankan islam seperti apa yang diperintahkan, semakin hantinya dipenuhi dengan kebahagiaan.
Tiga bulan kemudian, Raudah mendapat tawaran beasiswa kedokteran di luar negeri. Selama ini dia selalu bermimpi bisa melanjutkan pendidikan di Inggris atau Amerika, namun dia memberanikan diri dan memutuskan ke Mesir.
Teman-teman dan gurunya menertawakan keputusannya. Namun Raudah begitu yakin dengan keputusannya. Dia ingin belajar bahasa Arab dan Islam lebih jauh lagi. Dia juga ingin berada di lingkungan yang mendukung dirinya dalam mencari kembali ridho Allah.
“Tujuan utama saya ke Mesir adalah untuk menemukan tuhan. Saya ingin menemukan tuhan” ujarnya.
Di Mesir, dia memiliki banyak teman yang begitu ramah, terbuka dan membantunya dalam mempelajari Islam. Mereka mengajak Raudah ke banyak acara dan dialog islam yang membuatnya sadar betapa indahnya Islam. Merasa begitu dekat dengan tuhan dan merasa damai, Raudah pun memutuskan kembali berhijab. Dia merasa begitu percaya diri setelah kembali menutup auratnya. Tidak ada lagi kegundahan atau kesedihan karena dia tahu Allah selalu ada dan melindunginya.
Kini Raudah mengunjungi banyak negara untuk kegiatan sukarela dalam menyebarkan Islam dan membantu sesama. Tak pernah sekalipun dia merasa kecil atau dikucilkan karena pakaiannya karena keputusannya untuk berhijab.
“Ya, inilah saya. Saya seorang muslim dan saya menutup tubuh saya karena Allah” katanya seperti dilansir dari laman OnIslam.net.