Muslimahdaily - Ornela tak pernah bertanya kritis tentang kitab sucinya. Hingga seorang teman datang dan membedah kitab sucinya. Ia bertanya tentang teori penciptaan yang disebut di dalamnya, baik di kitab perjanjian lama maupun perjanjian baru. Namun Ornela hanya bisa diam. Ia tak bisa menjawabnya. Sebaliknya, ia mulai meragukan kitab sucinya.
“Ketika saya tidak bisa jawab, dia menantang, ‘bagaimana kalau kamu belajar Islam?’,” ujar Ornela memulai kisahnya.
Ornela tidak lantas memeluk Islam. Ia mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya. Ia bertanya pada pendeta, namun tak ada jawaban yang memuaskan. Ia pun mulai meragukan agamanya.
Lalu seorang teman memberinya sebuah buku bertajuk “Rahmatan Lil Alamin”. Di buku inilah kemudian Ornela mulai tertarik pada Islam. “Ada teman memberikan buku rahmatan lil alamin. Saya baca, ada satu kalimat yang meyakinkan saya ingin belajar islam. Di buku itu tertulis, kalau agama yang baik itu menenteramkan hati dan memuaskan akal pikiran.
Selama kristen, saya pernah bertanya pada pendeta, belum ada jawaban yang memuaskan saya. Ketika saya membuka buku itu, saya berpikir, mungkin saya akan mendapatkan jawaban lain (di buku itu),” tuturnya dalam sebuah video Mualaf Center Jogja.
Puncak berkecamuknya perasaan Ornela mulai terasa saat mencoba ibadah shalat. Saat itu ia diajak seorang teman mamanya yang muslim. Ketika mengikuti shalat, Ornela merasakan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang tak bisa ia deskripsikan. Namun suatu perasaan itu ternyata mampu membuatnya hampa saat memasuki gereja.
(Baca Juga : Keberanian Gadis Cantik 17 Tahun, Mencari Kedamaian Dalam Islam)
“Saya dulu sempat pernah diajak shalat sama temennya mama. Saya ikut saja. Saya ngerasa ada yang beda. Nggak ngerti apa. Tapi sejak 2015 sampai 2017, (saya) merasa ada kemunculan dalam iman. Ke gereja nggak ada rasanya, berdoa hampa. Merasa ada yang kurang,” tutur gadis cantik berkacamata tersebut.
Tak lama kemudian, Ornela pun akhirnya memutuskan untuk berislam. Tak hanya bersyahadat, ia pun mengenakan hijab serta mempelajari shalat dan puasa. Tahun ini adalah puasa pertama bagi Ornela. Namun ia tak merasa berat menjalankannya.
“Sebenarnya nggak kaget, karena dulu di Jakarta sempat diajakin puasa Senen Kamis sama teman-teman di Jakarta. Mereka tuh bilang ke saya, kalau suatu saat saya pindah agama, jangan karena cowo, tapi karena saya mendapat hidayah,” kata Ornela.
Ketika ditanya perasaannya setelah berislam, Ornela tak mampu mengungkapkannya. Ia merasakan kenyamanan yang teramat sangat besar hingga sulit dideskripsikan. “Saya merasa nyaman, nggak tau ya, ketika saya memberi tahu mereka yang bertanya nyaman seperti apa, nggak bisa jelasin, merasakan sesuatu yang tak ada habisnya, nggak tau gimana ngungkapinnya.”
Dimusuhi Ibu
Setelah menjadi muslimah, tantangan terberat Ornela justru datang dari ibunda. Ibunya marah besar ketika mengetahui putrinya pindah agama. “Mama marah. Saya tinggal sama mamah. Alhamdulillah surat mualaf saya tidak dirobek mamah karena dibawa teman. Teman saya sampai ditampar karena mengajak saya ke mualaf center.”
(Baca Juga : Mencari Kebenaran Tentang Tuhan, Menuntun Remaja 19 Tahun Memeluk Islam)
Ibunda terus saja meminta Ornela untuk kembali ke gereja. Namun kasih sayang seorang ibu kepada anaknya tak akan mudah lekang apapun masalah yang terjadi. Buktinya, ibunda Ornela membangunkan putrinya saat sahur di Bulan Ramadhan.
“Mamah sering ajak, baliklah ke gereja. Namun pas Ramadhan, mama perhatian, bangunin sahur, tapi mama diam. Ngomong pun enggak. Pas berangkat ngaji pun mama bilang apa sih ikut gitu-gitu. Mama berusaha agar saya balik ke gereja.
Saya berharap mamah nerima saya. Jadi saya bukan anak mama yang memeluk kristen. Saya Islam dan Islam bukan agama yang buruk. Saya ingin ubah pola pikir mama yang menganggap islam buruk karena oknumnya,” pungkasnya.
Ornela menghadapi segala ujian dengan keyakinannya kepada Allah. Menurutnya, tak ada sesuatu yang berharga tanpa dibayar mahal. Karena itulah ia yakin Allah memiliki cara yang mengejutkan.